2012_TS_PP_SISWANDI_1-COVER.pdf
PUBLIC sarnya 2012_TS_PP_SISWANDI_1-BAB_1.pdf
PUBLIC sarnya 2012_TS_PP_SISWANDI_1-BAB_2.pdf
PUBLIC sarnya 2012_TS_PP_SISWANDI_1-BAB_3.pdf
PUBLIC sarnya 2012_TS_PP_SISWANDI_1-BAB_4.pdf
PUBLIC sarnya 2012_TS_PP_SISWANDI_1-BAB_5.pdf
PUBLIC sarnya 2012_TS_PP_SISWANDI_1-DAFTAR_PUSTAKA.pdf
PUBLIC sarnya 2012_TS_PP_SISWANDI_1-LAMPIRAN.pdf
PUBLIC sarnya
Focus Group Discussion (FGD) dikenal sebagai suatu metode penggalian data
kualitatif dalam penelitian. Fenomena penggunaan metode FGD atau disebut
sebagai diskusi kelompok terarah ini sudah berlangsung lama, baik di negara maju
maupun negara berkembang. Penggunaan metode FGD mencakup berbagai
bidang kegiatan penelitian seperti bidang kesehatan, pendidikan, pemasaran, dan
riset sosial lainnya. Beragamnya bidang penelitian tersebut mencermati dari sudut
pandang sebagai penggalian data kualitatif. Beberapa literatur menyatakan bahwa
sebagai metode penelitian, FGD digunakan oleh para peneliti sebagai
penyelenggara untuk memperoleh data kualitatif yang dibutuhkan tanpa adanya
unsur kepentingan. Di sisi lain belum ditemukan adanya kajian yang menyikapi
bahwa metode FGD juga berpeluang memberikan kontribusi sebagai media untuk
mempengaruhi pihak-pihak tertentu melalui isu dan kepentingan yang diusung
oleh pihak penyelenggara. Proses FGD merupakan sebuah fenomena sosial sehingga pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah suatu teori yang mencermati jejaring pada realitas
sosial. Realitas sosial tersebut melibatkan berbagai pelaku atau aktor dengan
beragam kepentingan. Metode yang digunakan merupakan perpaduan metode
kualitatif dengan analisis rasional berdasarkan hubungan dan peran antar berbagai
aktor. Untuk lebih dapat mencermatinya maka penelitian ini menggunakan teori
jaringan-aktor (Actor-Network Theory/ANT). Hasil penelitian diharapkan dapat
menemukenali dan mengurai susunan jaringan yang ada serta memberikan usulan
bagaimana memanfaatkan FGD sebagai perangkat untuk mempengaruhi pelaku.
Penelitian bersifat reflektif ini dilatarbelakangi oleh penyelenggaraan Focus
Group Discussion (FGD) dalam proyek penelitian bertema Towards Inclusive
Biofuel Innovation in Indonesia yang dilakukan oleh Institute of Research and
Community Services, Program Studi Pembangunan, Institut Teknologi Bandung.
FGD sebagai wujud diskusi kelompok mengandung asumsi bahwa sekelompok
peserta merupakan sebuah grup yang telah terbentuk dan pihak penyelenggaranya
tidak mengusung kepentingan. Apabila FGD dikaji dengan Actor-Network Theory
(ANT), prinsip-prinsip metode FGD dipertanyakan kebenarannya. Menurut teori
tersebut there is no group, only group formation. Pembentukan grup (group
formation) terjadi melalui interaksi dengan parameter; kalkulasi, negosiasi, dan
translasi aktor-aktornya. Demikian ANT menunjukkan perbedaan pandangan dengan metode FGD yang
lazim diterapkan, dimana interaksi terjadi sebatas pertukaran gagasan, relasi
jaringan-aktor terisolasi dan relatif tidak berkembang. Justru ketika pihak
penyelenggara tidak sepenuhnya mematuhi aturan baku FGD, menyampaikan isu
dan kepentingan secara terbuka, memperhatikan pola pembentukan grupnya, serta
melakukan intervensi, maka selain sebagai media penggalian data kualitatif,
validasi, dan triangulasi, metode ini berhasil untuk mempromosikan dan
mendorong peserta melakukan interaksi. Sehingga gagasan tersirkulasikan, aktoraktor
bertranslasi, jaringan padat dan menyebar. Dengan demikian melalui sudut
pandang teori jaringan-aktor, kajian ini berkontribusi terhadap pengayaan metode
Focus Group Discussion (FGD).