Tumbuhan pinus (Pinus merkusii) mengandung senyawa-senyawa
selulosa dan lignin yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk menyerap
logam terlarut dalam air. Biosorben yang dihasilkan dari tanaman pinus tidak
memiliki struktur ikatan yang kuat dan sangat mudah terdegradasi sehingga perlu
penguatan struktur dengan cara imobilisasi dengan menggunakan silika gel.
Biosorben yang dibuat terdiri dari biosorben tanpa perlakuan (BWT) dan proses
imobilisasi dengan silika gel (BTSG). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan dari daun pinus dalam menyerap logam timbal (Pb). Kapasitas adsorpsi
BWT paling optimum terjadi pada kondisi ukuran partikel 0,149 mm, dosis
biosorben 20 g/L, waktu kontak 10 menit, dengan konsentrasi awal 50 ppm,
sedangkan kapasitas adsorpsi BTSG paling optimum terjadi pada kondisi ukuran
partikel 0,149 mm, jumlah biosorben 5 g/L, waktu kontak 30 menit, dengan
konsentrasi awal 50 ppm. Jenis biosorben BTSG memiliki performa yang lebih baik
dari BWT. Studi isoterm adsorpsi didapatkan mekanisme penyerapan biosorben
adalah berupa monolayer pada BWT dan multilayer pada BTSG. Kinetika adsoprsi
mengikuti model kinetika orde dua untuk BWT dan BTSG. Isoterm penyerapan
ditentukan dengan menggunakan persamaan Langmuir dan Freundlich sedangkan
kinetika penyerapan ditentukan dengan menggunakan persamaan Lagergren.