digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tumbuhan pinus (Pinus merkusii) mengandung senyawa-senyawa selulosa dan lignin yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk menyerap logam terlarut dalam air. Biosorben yang dihasilkan dari tanaman pinus tidak memiliki struktur ikatan yang kuat dan sangat mudah terdegradasi sehingga perlu penguatan struktur dengan cara imobilisasi dengan menggunakan silika gel. Biosorben yang dibuat terdiri dari biosorben tanpa perlakuan (BWT) dan proses imobilisasi dengan silika gel (BTSG). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari daun pinus dalam menyerap logam timbal (Pb). Kapasitas adsorpsi BWT paling optimum terjadi pada kondisi ukuran partikel 0,149 mm, dosis biosorben 20 g/L, waktu kontak 10 menit, dengan konsentrasi awal 50 ppm, sedangkan kapasitas adsorpsi BTSG paling optimum terjadi pada kondisi ukuran partikel 0,149 mm, jumlah biosorben 5 g/L, waktu kontak 30 menit, dengan konsentrasi awal 50 ppm. Jenis biosorben BTSG memiliki performa yang lebih baik dari BWT. Studi isoterm adsorpsi didapatkan mekanisme penyerapan biosorben adalah berupa monolayer pada BWT dan multilayer pada BTSG. Kinetika adsoprsi mengikuti model kinetika orde dua untuk BWT dan BTSG. Isoterm penyerapan ditentukan dengan menggunakan persamaan Langmuir dan Freundlich sedangkan kinetika penyerapan ditentukan dengan menggunakan persamaan Lagergren.