digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ada banyak perusahaan jasa perjalanan Umrah di Indonesia yang menawarkan perjalanan religi Umrah yang sangat murah, membuat persaingan antara agen perjalanan Umrah sangat ketat dan cenderung bersaing dengan tidak sehat. Ada beberapa kasus Fraud yang muncul, salah satu masalah yang muncul atau kasus adalah First Travel. Namun, OJK percaya bahwa terjadinya penipuan adalah karena rendahnya pengetahuan literasi keuangan oleh konsumen dan jamaah. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data yang bergantung pada faktor-faktor yang terkait dengan Manajemen Keuangan dan Keputusan Keuangan. Faktor-faktor ini adalah Faktor Demografis (Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Usia, Status Perkawinan dan Jumlah Anak, Pekerjaan, Pendapatan, dan Tingkat Risiko untuk Mengambil Risiko.), Faktor Kebiasaan Menabung, Faktor Tingkat Literasi Keuangan, dan Faktor Perilaku (Percaya Diri Terlalu Tinggi / Efek Kepastian dan Keputusan Terbingkai / Efek Bingkai). Penilaian pengambilan keputusan mencakup pertanyaan tentang korban penipuan keuangan yang diukur dengan kerentanan partisipan terhadap penipuan, pemahaman keuangan peserta terhadap literasi keuangan dan keyakinan dalam menjawabnya, dan risiko keuangan. Jumlah sampel korban yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebanyak 100 orang, dengan jumlah korban yang ditangani oleh sebuah firma hukum yang menyediakan data untuk penelitian ini, total korban yang ditangani 250 korban. Tambahan 50 orang yang bukan korban penipuan First Travel atau mereka yang telah berangkat Umrah menggunakan layanan perjalanan umrah selain First Travel sebagai perbandingan untuk responden yang menjadi korban penipuan. Lima regresi dari variabel kontrol dan variabel penelitian, pendidikan menunjukkan dampak signifikan negatif yang kuat terhadap kemungkinan korban penipuan. Orang-orang yang menunjukkan bias efek kepastian juga memiliki probabilitas menjadi korban penipuan secara signifikan lebih tinggi ketika diregress hanya dengan variabel penelitian lainnya. Orang-orang yang menunjukkan efek bingkai juga memiliki probabilitas menjadi korban penipuan secara signifikan lebih tinggi. Pemerintah diharapkan mampu membuat program yang dapat memberi informasi kepada publik tentang pentingnya perilaku memperhitungkan dan pertimbangan keuangan. Individu harus meningkatkan tingkat pendidikan untuk diri mereka sendiri, meningkatkan kesadaran pola penipuan keuangan, serta individu perlu mengubah perilaku pengambilan keputusan.