Rumput gajah merupakan salah satu tanaman berlignoselulosa yang berpotensi untuk
dijadikan bioetanol, karena produktifitas yang cukup tinggi dan waktu pemanenan yang
relatif cepat. Tetapi, kendala tanaman berlignoselulosa untuk diolah menjadi bioetanol
adalah kandungan lignin yang tinggi dan struktur lignin yang berbeda-beda tiap tanaman.
Lignin dapat menghambat proses terakses nya selulosa dan hemiselulosa oleh agen hayati
untuk diolah menjadi bioetanol. Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan dan optimalisasi
proses pretreatment dengan tujuan mendegradasi lignin dan mempertahankan nilai dari
selulosa tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan antara
pretreatment biologis dan pretreatment alkali yang lebih optimal dalam mendegradasi
lignin. Kapur (Ca(OH)2) dengan konsentrasi 0,05, 0,1, dan 0,5 gram/gram substrat
ditambahkan ke dalam substrat rumput gajah dengan ukuran sekitar 2 mm, didiamkan pada
suhu sekitar 23-25 oC dengan variasi waktu 6, 24, dan 96 jam. Agen pretreatment biologis
berupa jamur Aspergillus niger diinkubasi juga dengan variasi konsentrasi 106, 107, dan 108
sel/mL pada substrat rumput gajah dengan suhu optimal yaitu 35oC dan variasi waktu 1, 3,
5, 7, dan 9 hari. Agen pretreatment biologis lain berupa jamur Phanerochaete
chrysosporium juga diinkubasi dengan kondisi optimal dan digunakan sebagai pembanding
untuk jamur Aspergillus niger yaitu dengan konsentrasi 106 dengan suhu 35oC selama 28
hari. Setelah itu, rumput gajah yang telah dipretreatment diuji kandungan lignoselulosa,
yaitu HWS, Hemiselulosa, selulosa, lignin, dan abu, dengan menggunakan metode chesson
datta dan pengujian gula reduksi. Perbandingan pretreatment biologis antara jamur
Aspergillus niger dengan jamur Phanerochaete chrysosporium, ditunjukkan bahwa jamur
Aspergillus niger lebih baik dalam mendegradasi lignin dengan parameter lignin terhadap
selulosa sebesar 24.3 % lebih kecil dibandingkan jamur Phanerochaete chrysosporium
sebesar 30.645%. Setelah itu pretreatment biologis menggunakan jamur Aspergillus niger
dibandingkan dengan pretreatment Alkali (Ca(OH)2) untuk mendapatkan pretreatment yang
paling optimal dan didapatkan hasil bahwa pretreatment biologis dengan jamur Aspergillus
niger lebih optimal dengan parameter utama yaitu rasio lignin terhadap selulosa.