digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Identitas sebuah purl sebagai bangunan bekas pusat pemerintahan pada jaman kerajaan Bali dan sekaligus sebagai tempat tinggal keluarga rajanya, bisa dilihat dari beberapa ikon bangunannya. Teori ikonografi yang berlaku secara umum jika dikaitkan pemanfaatannya dalam arsitektur tradisional, harus mempertimbangkan faktor budaya lokal. Konsep-konsep yang merupakan ikon canonic sebagian besar berkaitan dengan ikon-ikon yang ada dalam agama Hindu dan budaya lokal, yang bisa dilihat mulai dari posisi purl dalam catus patha atau pempatan aping, sanga mandala hingga konsep tri angga. Selain itu juga terdapat ikon analogic yang mengambil tiga jenis referensi yaitu benda nyata, benda nyata yang dimodifikasi dan cerita-cerita mitologi. Beberapa ikon dibuat sangat mirip dengan obyek yang diacunya, ada yang dibuat dengan memodifikasi bentuk dan ada yang dibuat hanya dengan mengikuti bentuk garis luarnya saja. Tema yang digunakan ikon-ikon pada bangunan-bangunan di purl cenderung bersifat kepahlawanan ataupun mencerminkan wibawa purl tersebut. Tiap-tiap ikon ini memiliki makna, kode, bentuk, filosofi, gagasan, ideologi dan konsep tertentu dalam konteks asli. Namun kini perubahan fungsi purl yang terjadi jelas juga mengakibatkan perubahan pemanfaatan, bentuk dan interpretasi masyarakat terhadap ikon-ikon tersebut. Penelitian ini menitikberatkan pada ikonografi sebuah bangunan purl (ikon dalam kategori letak, bentuk dan nilai atau makna) sebagai sebuah usaha inventarisasi, serta mencari konsistensi pemanfaatan maupun interpretasi masyarakat terhadap ikon-ikon pada bangunan purl tersebut