digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018 TS PP TIARA FIRSALINA SURYA 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Rd. Lenny Fatimah N., Dra

Indonesia melalui slogan Wonderful Indonesia pada tahun 2017 mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 14 juta Wisatawan Mancanegara, menggerakan 277 juta perjalanan Wisatawan Nusantara serta menghasilkan devisa nasional sebesar 200 Triliun Rupiah yang menjadikan pariwisata sektor terbesar kedua penghasil devisa nasional. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia berdasarkan pintu masuk tahun 2017, yang terbesar didapatkan dari kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Bali, melalui Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai sebanyak 5.374.756 Wisatawan. Salah satu angka kunjungan Wisatawan ke destinasi wisata di Bali yang tertinggi yaitu kunjungan ke Pantai Kuta dengan jumlah rata-rata per hari sekitar 17.000 wisatawan. Saat ini jumlah kunjungan wisatawan yang tinggi ke Pantai Kuta dimanfaatkan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dari sektor ekonomi saja, tanpa memperhatikan aspek lain yang terkena dampak dari tingginya kunjungan wisatawan tersebut khusunya berdasarkan pada daya dukung wisata. Penelitian bertujuan untuk mengukur, menghitung dan mengidentifikasi status daya dukung wisata di Pantai Kuta berdasarkan pada empat indikator yaitu physical capacity, environmental capacity, economic capacity serta perceptual capacity agar suatu destinasi mampu memenuhi kebutuhan pariwisata secara optimal. Metode penelitian yang digunakan gabungan analisis kualitatif serta kuantitatif dengan metode pengumpulan data berdasarkan hasil kajian literatur, wawancara, observasi langsung serta penyebaran kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada 30 Wisatawan Mancanegara, 50 Wisatawan Domestik serta 50 Masyarakat Lokal dengan metode convinience sampling. Hasil dari penghitungan status daya dukung wisata di Pantai Kuta menunjukan berdasarkan physical capacity kunjungan Wisatawan ke Pantai Kuta per harinya telah melebihi kapasitas fisik sebanyak 11.010 orang. Sedangkan indikator lainnya dengan penilaian presentase 0% - 19% yang berarti klasifikasi hasil yang sangat rendah, 20% - 49% klasifikasi hasil yang rendah, 50% - 70% hasil klasifikasi yang tinggi, serta >70% merupakan klasifikasi penilaian tertinggi didapatkan hasil bahwa indikator yang memiliki nilai tertinggi adalah economic capacity sebesar 75%. Sedangkan Indikator environmental capacity menunjukan hasil 0%, dan perceptual capacity sebanyak 16%.