digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Sebuku, Kalimantan Selatan terkenal dengan cadangan bijih besi laterit terbanyak di Indonesia. Eksplorasi masih terus dilakukan untuk mengetahui potensi-potensi yang berada di pulau yang terkenal dengan pulau hijau tersebut. Dalam studi ini, dilakukan pemetaan geologi, analisis petrografi dan geokimia batuan (analisis XRF) untuk mempelajari potensi lain yang mungkin berkembang di Pulau Sebuku. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada koordinat 432340 – 437040 mT dan 9616490 – 9621625 mU dengan zona 50 S dan WGS 84 (luas 13,53 km2). Geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi tiga satuan geomorfologi, yaitu: Satuan Punggungan Struktural, Satuan Dataran Denudasional, dan Satuan Bukit Lava. Stratigrafi daerah penelitian tersusun oleh 4 satuan batuan tidak resmi yang berumur Jura-Kapur akhir yaitu: Satuan Batuan Ultramafik, Satuan Basalt, Satuan Diorit, dan Satuan Breksi. Terdapat 5 sesar yaitu Sesar Mengiri Naik Kalang Batang dengan pola baratlaut-tenggara (BL-TG), 2 Sesar Turun Kalang Batang Utara dengan pola baratlaut-tenggara (BL-TG), Sesar Naik Madang dan Sesar Naik Pantai Timur Sebuku dengan pola baratdaya-timurlaut (TL-BD). Hasil analisis petrografi, batuan ultramafik terdiri atas dunit, harzburgit, dan wherlit yang telah terserpentinisasi kuat (70%-100%). Sebagian lapuk dan membentuk tanah laterit. Basalt mengalami metamorfisme lantai samudera dan alterasi hidrotermal zona propilitik. Sedangkan diorit mengalami alterasi hidrotermal zona filik/serisitik. Secara geokimia, terdapat 2 jenis afinitas/seri magma yaitu: seri K-rendah (toleit) dan seri kalk alkalin-alkalin. Batuan dengan seri K-rendah (toleit) terdiri dari batuan ultramafik (dunit dan harzburgit) dan basalt yang merupakan kompleks ofiolit busur kepulauan/batas cekungan. Batuan seri kalk alkalin-alkalin terdiri dari gabro dan diorit yang merupakan batuan busur magmatik. Evolusi magmatisme, yang didapatkan dari diagram Harker menunjukkan FeO meningkat seiring diferensiasi magma untuk batuan seri toleit dan menurun untuk batuan seri kalk alkalin-alkalin. MgO dan CaO menurun seiring diferensiasi magma untuk kedua seri batuan. K2O dan Na2O meningkat seiring diferansiasi magma untuk kedua seri batuan. Potensi mineralisasi di daerah penelitian berupa kromit primer dan emas. Kromit primer diperkirakan berada di tenggara daerah penelitian. Dan potensi emas diperkirakan terletak di Kalang Batang utara, dengan host batuan ofiolit (batuan ultramafik dan basalt) sebagai hasil dari alterasi hidrothermal yang diakibatkan oleh intrusi batuan seri kalk alkalin-alkalin (gabro dan diorit).