digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada bagian utara dinding Kaldera Ijen, terdapat banyak endapan erupsi kaldera yang didominasi oleh kehadiran pumis. Kelimpahan endapan pumis mulai dari pumis yang relatif kecil (±2 cm) hingga pumis yang berukuran relatif besar (±10 cm). Namun tidak seperti produk erupsi kaldera pada umumnya yang ada di Indonesia yang menghasilkan endapan pumis yang selaras dari segi warna, erupsi Kaldera Ijen menghasilkan dua jenis pumis yang berbeda yaitu pumis gelap (PG) dan pumis terang (PT) yang tersebar di beberapa lokasi bagian utara kaldera. Kehadiran pumis gelap (PG) dan pumis terang (PT) ini menandai adanya perbedaan waktu erupsi. Oleh karena itu analisis tekstural kuantitatif dan geokimia menjadi sangat penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana mekanisme erupsi dari Kaldera Ijen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data lapangan dan analisis laboratorium, yang terdiri dari analisis tekstural kuantitatif dan geokimia. Berdasarkan data tekstural dan geokimia, diperoleh sampel PT dengan nilai PVND berkisar antara 0.4 x 109 hingga 1.3 x 109 m-3 dan MVND berkisar antara 0.9 x 1015 hingga 1.0 x 1015 m-3 (SiO2 54 – 58 wt.%) sedangkan sampel PG memiliki nilai PVND berkisar antara 0.7 x 109 hingga 5.7 x 109 m-3 dan MVND berkisar antara 1.1 x 1015 hingga 3.1x1015 m-3 (SiO2 60 – 62 wt.%). Hasil tersebut memiliki nilai MVND yang tinggi (banyak gelembung kecil) yang disebabkan oleh laju dekompresi yang tinggi atau cepat (108 Pa/s). Dekompresi tinggi ini menghasilkan erupsi eksplosif yang intensif. Sehingga pada mekanisme pembentukan Kaldera Ijen diawali oleh dekompresi mendadak dengan laju dekompresi yang tinggi (6,00 x 108 Pa/s) lalu mengalami kenaikan dan terjadi secara intensif yang menghasilkan lapisan PT (PT-1 hingga PT-3). Karena dekompresi mendadak pada fase sebelumnya telah mengganggu sistem magmatik, maka magma mafik naik dan mengisi ruang magma felsik dan produk magma mafik ini diamati sebagai pumis berwarna gelap (PG). Setelah itu, erupsi mencapai fase klimaksnya saat mengeluarkan seluruh magma yang ada sehingga mengosongkan dapur magma. Setelah erupsi, ruang magma gunungapi yang kosong dapat runtuh sehingga membentuk depresi melingkar besar yang disebut dengan Kaldera Ijen.