digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus morio) merupakan kera besar Asia yang terdistribusi di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Sabah (Malaysia). Menurut IUCN status konservasi P.p morio saat ini terancam punah akibat perburuan liar dan konversi lahan. Salah satu upaya untuk mencegah kepunahan tersebut ialah rehabilitasi dan introduksi. Pulau Juq Kehje Sewen dihuni oleh 9 ekor orangutan rehabilitan. Salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh orangutan untuk dilepasliarkan adalah kemampuan menggunakan pohon istirahat dan bersarang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan alokasi waktu istirahat dan membuat sarang, komposisi, preferensi, dan daya dukung berdasarkan pohon istirahat dan bersarang orangutan di Pulau Juq Kehje Sewen. Alokasi waktu ditentukan melalui focal animal sampling dan komposisi ditentukan melalui analisis vegetasi, preferensi ditentukan melalui metode Neu berdasarkan kelas diameter, tipe arsitektur, dan nama spesies, sedangkan daya dukung ditentukan berdasarkan nilai ketersediaan dan kebutuhan orangutan akan pohon istirahat dan bersarang di pulau. Persentase istirahat orangutan sebesar 43,96% dan membuat sarang sebesar 0,24%. Kerapatan tertinggi pohon istirahat dan bersarang dimiliki oleh pohon berdiameter 10 – 20 cm sebesar 9,67% dan pada jenis Pterospermum javanicum dengan persentase rendah sebesar 5%. Preferensi pohon istirahat dan bersarang orangutan ialah pohon yang berdiameter lebih dari 10 cm, diwakili jenis Dracontomelon dao dan Pterospermum javanicum, serta tipe arsitektur Rauh contohnya Pterospermum javanicum. Nilai daya dukung berdasarkan pohon istirahat dan bersarang ialah 8 individu untuk orangutan rehabilitan atau 4 individu untuk orangutan liar disebabkan oleh rendahnya ketersediaan dan penggunaan pohon istirahat dan bersarang orangutan rehabilitan di Pulau Juq Kehje Sewen.