Orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus morio) merupakan kera besar Asia yang terdistribusi
di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Sabah (Malaysia). Menurut IUCN status
konservasi P.p morio saat ini terancam punah akibat perburuan liar dan konversi lahan. Salah
satu upaya untuk mencegah kepunahan tersebut ialah rehabilitasi dan introduksi. Pulau Juq
Kehje Sewen dihuni oleh 9 ekor orangutan rehabilitan. Salah satu keterampilan yang
dibutuhkan oleh orangutan untuk dilepasliarkan adalah kemampuan menggunakan pohon
istirahat dan bersarang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan alokasi waktu istirahat dan
membuat sarang, komposisi, preferensi, dan daya dukung berdasarkan pohon istirahat dan
bersarang orangutan di Pulau Juq Kehje Sewen. Alokasi waktu ditentukan melalui focal animal
sampling dan komposisi ditentukan melalui analisis vegetasi, preferensi ditentukan melalui
metode Neu berdasarkan kelas diameter, tipe arsitektur, dan nama spesies, sedangkan daya
dukung ditentukan berdasarkan nilai ketersediaan dan kebutuhan orangutan akan pohon
istirahat dan bersarang di pulau. Persentase istirahat orangutan sebesar 43,96% dan membuat
sarang sebesar 0,24%. Kerapatan tertinggi pohon istirahat dan bersarang dimiliki oleh pohon
berdiameter 10 – 20 cm sebesar 9,67% dan pada jenis Pterospermum javanicum dengan
persentase rendah sebesar 5%. Preferensi pohon istirahat dan bersarang orangutan ialah pohon
yang berdiameter lebih dari 10 cm, diwakili jenis Dracontomelon dao dan Pterospermum
javanicum, serta tipe arsitektur Rauh contohnya Pterospermum javanicum. Nilai daya dukung
berdasarkan pohon istirahat dan bersarang ialah 8 individu untuk orangutan rehabilitan atau 4
individu untuk orangutan liar disebabkan oleh rendahnya ketersediaan dan penggunaan pohon
istirahat dan bersarang orangutan rehabilitan di Pulau Juq Kehje Sewen.