digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Adanya pertumbuhan penduduk dan keragaman aktifitas di kota besar seperti industrialisasi, urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi mengakibatkan munculnya persoalan dengan terjadinya peningkatan jumlah limbah padat. Adanya keterkaitan antara pendapatan suatu negara dengan jumlah limbah padat yang dihasilkan, negara dengan tingkat pendapatannya rendah akan menghasilkan limbah padat lebih sedikit dari negara yang tingkat pendapatan lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis hubungan antara variabel ekonomi, sosial dan demografi terhadap timbulan sampah. Kemudian dilakukan uji model Khajuria dan Daskalopoulos serta analisis cluster, kuadran dan classen typology untuk mengetahui karakteristik dan timbulan di Kawasan Timur Indonesia yaitu ibukota provinsi di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali–Nusa Tenggara dan Papua–Kepulauan Maluku. Selanjutnya dilakukan analisis perencanaan pengembangan infrastruktur pengelolaan sampah dan kemampuan masing-masing kota. Hasil uji coba model Daskalopoulos menunjukkan timbulan di masing-masing kota dapat dijelaskan sebesar 98,8% dari pengeluaran konsumsi per kategori. Hasil uji coba Khajuria menunjukkan timbulan di Kawasan Timur Indonesia dapat dijelaskan sebesar 93,8% oleh nilai jumlah penduduk, PDRB dan angka melek huruf. Hasil uji coba pengembangan Khajuria mampu menjelaskan timbuan sampah 92% oleh nilai jumlah penduduk, kepadatan penduduk, PDRB, laju pertumbuhan ekonomi, angka melek huruf dan lama sekolah. Berdasarkan analisis cluster, kuadran dan classen typology ibu kota di Kawasan Timur Indonesia dibagi menjadi tiga pola. Pola pertama merupakan kelompok kota dengan timbulan rendah terkarakterisasi oleh daerah relatif tertinggal dengan pertumbuhan dan PDRB rendah, kepadatan penduduk tinggi namun konsusmsi rendah. Pola kedua adalah kelompok kota dengan timbulan sedang terkarakterisasi oleh daerah cepat maju dan tumbuh dengan pertumbuhan ekonomi tinggi tapi PDRB rendah, kepadatan tinggi dengan konsumsi sedang. Pola ketiga adalah kelompok kota dengan timbulan sampah tinggi terkarakterisasi dengan daerah relatif tertekan dengan PDRB tinggi tapi pertumbuhan ekonomi rendah, kepadatan penduduk rendah dan konsumsi tinggi. Hasil analisi timbulan digunakan untuk perencanaan infrastruktur pengelolaan sampah dan dikaitkan dengan kemampuan masing-masing kota.