digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cairan ionik merupakan kandidat pelarut di masa depan sebagai pengganti karbonat untuk baterai litium ion yang lebih aman. Elektrolit berbasis cairan ionik 1-Buthyl-3 methylimidazolium bis trifluoromethylsulfonyl imide (BMIMTFSI) sebagai pelarut garam Lithium bis trifluoromethylsulfonyl imide (LiTFSI) dipelajari hubungan konsentrasi garam terhadap nilai konduktivitas ion. Konduktivitas ion menurun dengan bertambahnya konsentrasi garam, karena terkait dengan viskositas yang meningkat yang memperlambat mobilitas ion. Efek penambahan acetonitrile (ACN) dapat membentuk kordinasi kompleks Li-ACN sehingga meningkatkan nilai konduktivitas ion. Konduktivitas ion tertinggi didapatkan dengan komposisi 1m LiTFSI-1m ACN dalam BMIMTFSI sebesar 8.4x10-4 S/cm. Baterai half-cell litium dengan katoda LiFePO4 menggunakan elektrolit tersebut menunjukkan kapasitas pengosongan 39.45 mAh/g pada siklus pertama dengan efisiensi 90.62%. Lalu menurun sampai siklus ke-4 dengan kapasitas pengosongan 31.01 mAh/g dan efisiensi 71.54%. Baterai disiklus dengan memberikan arus (C-rate) rendah karena berhubungan dengan masalah difusi yang komplek pada sistem cairan ionik. Penambahan ACN terbukti membantu proses difusi ion litium. Pembentukan lapisan pasivasi dari rekasi kimia ion-ion penyusun cairan ionik juga terkait dengan kapasitan yang menurun pada tiap siklus.