digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sistem pengolahan dan pengelolaan sistem penyediaan air minum (SPAM) yang ada (terbangun) di Kabupaten Mamuju Utara tidak berjalan optimal dilihat dari masih rendahnya cakupan layanan PDAM. Sebagian besar masyarakat menggunaan sumber air bersih altenatif seperti sumur pribadi/komunal, air hujan, air sungai maupun membeli dari sumber lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem penyediaan air bersih pada daerah studi yang di fokuskan pada aspek ekonomi melalui analisis biaya efektifitas dan preferensi terhadap layanan dengan menawarkan layanan PDAM kepada masyarakat di lokasi studi. Hasil survey pada daerah studi menunjukkan bahwa sebanyak 71% menggunakan air tanah (sumur pribadi/komunal) sedangkan untuk kebutuhan air minum dan masak sebesar 47% mengunakan air tanah dan 30% membeli air minum mineral/air gallon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan air bersih eksisting belum optimal. Ditinjau dari efektifitas biaya dinilai dari Cost Effectivenes Ratio (CER), hidran umum merupakan alternatif pelayanan air bersih yang paling efektif disbanding alternatif layanan air bersih lainnya yaitu sebesar 0,28. Berdasarkan preferensi pengguna mengunakan PDAM/ perpipaan di peroleh 89% atau 268 responden menjawab mau beralih ke jaringan PDAM. Berdasarkan hal tersebut dilakukan rencana pengembangan SPAM di Kecamatan Pasangkayu, Kecamatan Sarudu dan Kecamatan Baras dengan sistem layanan perpipaan dan non perpipaan (HU) dengan melakukan analisa kelayakan teknis dan finansial terhadap beberapa altenatif sistem jaringan. Total kebutuhan investasi untuk layanan selama periode 2017-2037 di perlukan untuk Kecamatan Pasangkayu adalah Rp. 22.033.829.491,- Kecamatan Baras adalah Rp. 13.932.424.425,- .dan Sarudu adalah Rp. 10.036.556.388,-.