digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PUTRI CAHYA DESTIANI - ABSTRAK
PUBLIC Irwan Sofiyan

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak terjadi pada wanita. Kanker dikarakterisasi oleh pembentukan massa tumor yang terbentuk dari pembelahan sel yang terus-menerus disertai kemampuan untuk menghambat terjadinya apoptosis dan menginvasi jaringan sehat di sekitarnya. Kematian yang terjadi pada penderita kanker payudara disebabkan terutama oleh penyebaran dari sel kanker tersebut. Diperkirakan lebih dari 70% obat yang digunakan dalam terapi kanker merupakan senyawa alami. Kelebihan dari penggunaan bahan alami tersebut di antaranya adalah bahan tersedia luas, mudah didapat, dan memiliki toksisitas yang rendah bagi tubuh. Dua dari bahan alami yang banyak ditemukan di Indonesia adalah α-mangostin dan propolis yang diketahui memiliki aktivitas anti-kanker pada beberapa jenis kanker, seperti menghambat proliferasi sel, menginduksi kematian sel, dan mencegah invasi sel kanker. Salah satu permasalahan yang ditemukan dalam pengobatan kanker adalah penghantaran senyawa terapeutik yang tidak tertarget kepada sel kanker. Limitasi tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan nanopartikel sebagai nanocarrier senyawa tersebut. Kitosan merupakan salah satu biopolimer yang banyak digunakan dalam sintesis nanopartikel karena memiliki sifat non-toksik, berlimpah, dan mudah didegradasi di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis nanopartikel kitosan yang mengandung α-mangostin dan nanopartikel kitosan yang mengandung propolis kemudian menguji efektivitasnya dalam menginduksi apoptosis dan menghambat migrasi sel kanker payudara MCF-7. Nanopartikel kitosan disintesis menggunakan metode gelasi ionik, kemudian nanopartikel diujikan pada kultur sel MCF-7 dengan beberapa konsentrasi tertentu. Uji apoptosis dengan pewarnaan annexin V-FITC dan propidium iodida digunakan untuk melihat kemampuan α-mangostin dan propolis dalam menginduksi apoptosis, dan pengujian wound healing-scratch assay digunakan untuk melihat kemampuan kedua senyawa tersebut dalam menghambat migrasi sel. Nanopartikel kitosan-mangostin (NP-M) yang berhasil disintesis memiliki ukuran 232,5 + 13,3 (nm), indeks polidispersitas 0,260 + 0,028, nilai potensial zeta 37,3 + 1,4 (mV), dengan efisiensi enkapsulasi sebesar 89,35 + 6,83 (%), dan nanopartikel kitosan-propolis (NP-P) dengan ukuran 242,8 + 25,8 (nm), indeks polidispersitas 0,224 + 0,036, nilai potensial zeta 35,9 + 19,4 (mV), dan efisiensi enkapsulasi sebesar 18,45 + 4,27 (%). Hasil pengujian apoptosis oleh nanopartikel kitosan pada sel MCF-7 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada persentase jumlah sel apoptotik antara kelompok perlakuan NP-M, NP-P, kombinasi NP-M dan NP-P (NP-D) dengan kontrol negatif (K-), maupun antara kelompok perlakuan nanopartikel (NP-M dengan NP-P, NP-M dengan NP-D, dan NP-P dengan NP-D) sebagai akibat dari pengaturan pelepasan obat oleh nanopartikel kitosan yang bergantung pada pH. Akan tetapi kelompok nanopartikel memiliki persentase jumlah sel apoptotik yang lebih tinggi dari kontrol negatif (K-). Hasil dari wound healing-scratch assay menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persentase area penutupan luka kelompok NP-M, NP-P, dan NP-D dengan K- pada jam ke-72, tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok nanopartikel. Persentase area penutupan luka dan laju penutupan luka kelompok nanopartikel lebih rendah dari kelompok K-. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok nanopartikel cenderung menghambat migrasi sel MCF-7 dibanding kelompok K-. Dapat disimpulkan bahwa telah berhasil disintesis nanopartikel kitosan yang mengandung α-mangostin dan nanopartikel kitosan yang mengandung propolis dengan ukuran kurang dari 600 nm dan nilai potensial zeta lebih besar dari 30 mV. Nanopartikel kitosan-mangostin dengan konsentrasi 3,06 µg/ml, 7,08 µg/ml, dan 22,34 µg/ml, nanopartikel kitosan-propolis dengan konsentrasi 3,06 µg/ml, 13,82 µg/ml, dan 40,43 µg/ml, serta kombinasi kedua nanopartikel dengan konsentrasi 5,72µg/ml dan 20,51 µg/ml tidak menginduksi apoptosis sel MCF-7 secara signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif. Akan tetapi nanopartikel kitosan-mangostin, nanopartikel kitosan-propolis, dan kombinasi kedua nanopartikel kitosan pada konsentrasi tersebut dapat menghambat migrasi sel MCF-7 secara signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif. Nanopartikel kitosan-propolis lebih efektif dalam menghambat migrasi sel MCF-7 dibandingkan dengan nanopartikel kitosan-mangostin dan kombinasi kedua nanopartikel kitosan, tetapi tidak berbeda secara signifikan.