digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sungai merupakan salah satu ekosistem yang paling terancam di dunia. Hampir semua kondisi sungai di Jawa Barat menurun kualitasnya dari tercemar ringan sampai sedang akibat kegiatan antropogenik. Hal ini menjadi tuntutan yang mendesak untuk mengevaluasi kualitas air dalam menjaga kelestarian ekosistem sungai. Pada saat ini, pendekatan penilaian kualitas air sungai masih mengandalkan hasil analisis parameter fisik-kimia air. Namun, penggunaan kriteria fisik-kimia dalam penilaian kualitas air ternyata belum efektif dalam memberikan perlindungan dan pengendalian kerusakan ekosistem sungai, karena pada umumnya hanya mencerminkan kondisi pada saat pengambilan sampel. Hal ini sering memberikan hasil yang tidak sesuai, karena hasil pengukuran tersebut kurang mencerminkan kondisi yang telah lalu, sementara masuknya pencemar di perairan berlangsung terus menerus. Oleh karena itu, diperlukan penilaian kualitas air secara biologi yang terpadu dengan parameter fisik-kimia air. Dalam penelitian ini digunakan makrozoobentos dalam mengevaluasi kualitas air di hulu Sungai Citarum. Makrozoobentos telah diketahui memiliki kemampuan dalam merespon limbah organik di perairan dan memiliki respon yang berbeda ketika masuknya limbah organik di perairan. Siklus hidupnya sebagian atau keseluruhan relatif diam, memiliki mobilitas rendah, dan mendapatkan paparan secara akumulatif akibat perubahan kualitas air selama hidupnya. Oleh karena itu, penggunaan makrozoobentos sebagai bioindikator memberikan hasil yang lebih baik dan murah untuk penilaian kualitas air dengan skala yang lebih luas. Adapun tujuan penelitian untuk menentukan status ekologis, parameter kunci berdasarkan status ekologis, serta rentang dan hubungan pertumbuhan logistik bioindikator makrozoobentos dengan parameter faktor lingkungan di hulu Sungai Citarum. Metode yang digunakan adalah metoda empiris. Tahapan penelitian terdiri dari empat tahap, yaitu identifikasi dan penapisan data awal; penentuan status ekologis; pengelompokkan dan penentuan parameter kunci; dan model pertumbuhan bioindikator makrozoobentos. Pendekatan untuk penentuan status ekologis di hulu Sungai Citarum menggunakan modifikasi Indeks Skoring. Selanjutnya, pengelompokkan dan penentuan parameter kunci menggunakan Analisis PCA. Analisis pertumbuhan populasi bioindikator makrozoobentos menggunakan Model Pertumbuhan Logistik Populasi Bioindikator Makrozoobentos. Berdasarkan hasil penapisan sampel parameter fisik-kimia air sebanyak 50 parameter terpilih 15 parameter dan sedimen sebanyak 25 parameter terpilih 5 parameter. Makrozoobentos yang teridentifikasi sebanyak 75 family dengan 119 genus. Status ekologis berdasarkan hasil analisis modifikasi Indeks Skoring pada musim kemarau terdiri dari sedikit tercemar, tercemar ringan, dan tercemar sedang, sedangkan pada musim hujan terdiri dari tercemar ringan dan tercemar sedang. Berdasarkan hasil analisis PCA, selama musim kemarau, pengelompokan pada lokasi dengan status sedikit tercemar diperoleh 19 genus makrozoobentos dan satu parameter kimia sedimen, dengan parameter kunci TN sedimen, Leuctra sp. dan Perlesta sp. Sedangkan pada lokasi dengan status tercemar ringan diperoleh 22 genus makrozoobentos dan lima parameter fisik-kimia, dengan parameter kunci konduktivitas, NO3, Baetis sp. dan Sulcospira sp. Pada lokasi dengan status tercemar sedang diperoleh enam genus makrozoobentos dan sebelas parameter fisik-kimia, dengan parameter kunci NO2, BOD5, lumpur, Lumbriculus sp. dan Chironomus sp. Berdasarkan hasil analisis PCA, selama musim hujan, pengelompokan pada lokasi dengan status tercemar ringan diperoleh 25 genus makrozoobentos dan satu parameter fisik sedimen, dengan parameter kunci kerikil, Hydropsyche sp., dan Rhyacophila sp. Sedangkan, pada lokasi dengan status tercemar sedang diperoleh dua genus makrozoobentos dan dua parameter fisik-kimia, dengan parameter kunci TSS, NH3, Placobdella sp., dan Tubifex sp. Parameter kunci yang telah diperoleh, selanjutnya ditentukan rentang parameter fisik-kimia air, sedimen dan kelimpahan genus makrozoobentos berdasarkan status ekologis di hulu Sungai Citarum. Penilaian kualitas air di hulu sungai dapat ditunjukkan dengan pertumbuhan logistik makrozoobentos yang dipengaruhi oleh parameter fisik-kimia. Dalam hal ini menggunakan bioindikator Sulcospira sp., Chironomus sp. dan Tubifex sp. dengan parameter TSS dan BOD. Berdasarkan analisis, pertumbuhan logistik populasi makrozoobentos tersebut dipengaruhi oleh faktor fisik dan senyawa organik, sehingga mencirikan status ekologis di hulu Sungai Citarum. Hasil analisis menunjukkan bahwa Sulcospira sp. merupakan bioindikator lokasi dengan status ekologis tercemar ringan. Tubifex sp. merupakan bioindikator lokasi dengan status tercemar sedang sampai status tercemar berat. Chironomus sp. merupakan bioindikator lokasi dengan status sedikit tercemar sampai status tercemar berat. Hasil penelitian pengembangan penilaian kualitas air di hulu Sungai Citarum dengan bioindikator Sulcospira sp., Tubifex sp., dan Chironomus sp. dapat diaplikasikan pada hulu sungai yang memiliki kesamaan kondisi ecoregion dan bersifat spesifik.