Sistem budidaya hidroponik, antara lain dari jenis NFT (Nutrient film technique)
seringkali digunakan sebagai solusi atas permasalahan kekurangan lahan pertanian.
Dalam sistem hidroponik, perlu digunakan larutan nutrisi dengan komposisi bahan
anorganik yang lazim dikenal dengan istilah AB. Upaya untuk mencari alternatif
larutan nutrisi hidroponik, tengah digiatkan. Salah satu produk yang dapat digunakan
adalah larutan lindi hasil biokonversi limbah organik dari sampah buah dan sayuran
oleh larva Black Soldier Fly (BSF), Hermetia illucens. Tujuan dari penelitian ini
adalah membandingkan pengaruh beberapa konsentrasi lindi sebagai nutrisi
hidroponik terhadap kualitas nutrien sawi pagoda, Brassica rapa var. Narinosa,
khususnya kadar vitamin C, serat, dan persepsi konsumen. Larutan AB 100%,
campuran AB dan lindi serta lindi ex BSF 100% diuji sebagai nutrien hidroponik NFT
sawi pagoda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan vitamin C daun B. rapa
var. Narinosa tertinggi terdapat pada perlakuan larutan nutrisi 100% Lindi dengan
nilai 163,353 mg/100 g, sedangkan kandungan vitamin C batang tertinggi terdapat
pada perlakuan komposisi nutrisi 60% AB : 40% Lindi dan 100% Lindi dengan nilai
35,506 mg/100 g. Selain itu, diperoleh kandungan serat batang dan daun sawi pagoda
tertinggi pada perlakuan nutrisi 60% AB : 40% Lindi dengan nilai masing-masing
0,93% dan 1,82%. Uji persepsi konsumen (warna, tekstur, kerenyahan, rasa, serta
mutu visual) yang dianalisis dengan metoda Friedman menunjukkan bahwa konsumen
cenderung menyukai sawi pagoda dengan perlakuan komposisi nutrisi 60% AB : 40%
Lindi. Diduga larutan lindi hasil biokonversi Black Soldier Fly memberikan pengaruh
berupa tambahan unsur nitrogen terhadap larutan hidroponik sehingga dapat
meningkatkan kandungan vitamin C tanaman sawi pagoda. Berdasarkan hal tersebut,
dapat disimpulkan bahwa larutan nutrisi dengan komposisi 60% AB : 40% Lindi dapat
digunakan sebagai nutrisi alternatif sistem NFT untuk meningkatkan produksi sawi
pagoda.