TPA Cipayung merupakan tempat pembuangan akhir penduduk Kota Depok yang telah beroperasi sejak 1984. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, terjadi pula peningkatan penerimaan jumlah sampah dari rata-rata 9.900 ton/bulan (2014) menjadi 13.000 ton/bulan (2015). Dengan jumlah penerimaan sampah yang telah melebihi kapasitas TPA, diperlukan sebuah alternatif untuk memperbesar kapasitas TPA. Landfill Mining dianggap menjadi salah satu alternatif pengolahan sampah yang sesuai untuk tujuan tersebut. Dengan kegiatan Landfill Mining, sampah yang telah tertimbun dapat dimanfaatkan kembali. Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan potensi pemanfaatan sampah dari kegiatan Landfill Mining tersebut. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis karakteristik fisik dan kimia sampah yang berada di TPA Cipayung serta membandingkan karakteristiknya dengan standar bahan atau energi yang akan dihasilkan dari sampah tersebut. Dari 10 titik sampling pada Zona A TPA Cipayung yang berasal dari sampah 2010-2011, didapatkan komposisi sampah Landfill Mining yang terdiri dari 43% fraksi tanah/humus; 33% plastik; 1% kertas; 9% tekstil, 5% kayu; 1% karet; 0,3% logam; 1,2% kaca dan 6,1% lain-lain dengan ukuran partikel mayoritas >38,1 mm (52,6%). Karakteristik sampah mudah terbakar terdiri dari kandungan air 46%, kadar volatil 550oC 74,5%, kadar volatil 850 oC 78,2%, kadar karbon tetap 4,5%, kadar abu 550oC 25,5%, kadar abu 850oC 19,6%, nilai kalor 4.466,23 kkal/kg. Karakteristik fraksi tanah/humus terdiri dari TOC 44,1%, NTK 1,2%, C/N 44,72, logam seng 56,23 mg/kg, logam timbal 68,6 mg/kg serta logam tembaga 120,65 mg/kg. Potensi pemanfaatan sampah Landfill Mining Zona A TPA Cipayung dapat dilaksanakan melalui kegiatan Waste-to-Product (daur ulang material sebesar 2.599,91 ton, produksi RDF sebesar 84.490,4 ton, produksi kompos sebesar 68.478,28 ton dan produksi tanah penutup sebesar 3.889,27 ton) dan Waste-to-Energy (5,2 MWh/ton untuk sampah combustible timbunan landfill).
Perpustakaan Digital ITB