Daerah penelitian berada di Kebupaten Tebo, Provinsi Jambi, sebelah tenggara Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Secara geologi daerah penelitian termasuk dalam Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan 35 sampel serpih untuk analisis geokimia organik, 18 sampel serpih untuk analisis XRD, 13 sampel serpih untuk analisis SEM, dan 9 sampel batubara untuk analisis petrografi organik. Semua sampel adalah sampel permukaan. Formasi yang diteliti ada tiga yaitu, Formasi Gumai, Formasi Talangakar, dan Formasi Lahat. Analisis geokimia dilakukan untuk mengetahui kuantitas, kualitas, dan kematangan batuan induk. Analisis XRD dan SEM dilakukan untuk menentukan nilai Brittleness Index (BI). Analisis petrografi organik dilakukan untuk mengetahui lingkungan pengendapan. Hasil analisis geokimia menunjukkan Formasi Gumai memiliki TOC 0,91-1,42%; kerogen tipe III; dan belum matang. Formasi Talangakar memiliki TOC 0,81-20,42%; kerogen dominasi tipe III; matang awal (45%). Formasi Lahat memiliki kadar TOC 0,59-27,18%; kerogen tipe I, II, III; matang awal (55%). Nilai BI Formasi Gumai 47,7%; Formasi Talangakar 51,7%; dan Formasi Lahat 36,6%. Lingkungan pengendapan Formasi Gumai adalah laut terbuka, Formasi Talangakar adalah transisi – laut terbuka, dan Formasi Lahat adalah darat – transisi. Berdasarkan hasil komparasi karakteristik geologi gas serpih Amerika Utara dan Cekungan Sichuan, RRC, ketiga formasi ini layak dijadikan batuan induk gas serpih sistem petroleum nonkonvensinal dengan tingkat kematangan rendah.