digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sektor jasa merupakan salah satu sektor prioritas dalam perkenomian Indonesia. Salah satu pasar yang berkembang dalam sektor jasa di Indonesia adalah usaha pangkas rambut untuk pria (barbershop). Dalam industri yang memiliki persaingan ketat seperti barbershop, proses membuat konsumen menjadi pelanggan yang loyal adalah isu yang penting. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap usaha mereka adalah dengan mengadakan loyalty program. Penelitian ini menggunakan metodologi choice based conjoint (CBC) dengan metode estimasi Hierarchical Bayes untuk menganalisis preferensi konsumen Jabodetabek dan Bandung terhadap loyalty program barbershop. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non-probability sampling dan convenience sampling yang dilakukan di Barberbros dan secara daring melalui media sosial dengan total sejumlah 251 responden valid. Simulasi konjoin kemudian digunakan untuk mengestimasi pangsa pasar setiap loyalty program dan analisis cluster digunakan untuk mengetahui segmentasi konsumen barbershop di Jabodetabek dan Bandung. Hasil analisis digunakan sebagai bahan perancangan loyalty program yang akan diimplementasikan oleh Barberbros. Atribut yang dianggap penting dalam penentuan loyalty program adalah biaya pendaftaran dan keuntungan yang didapatkan. Terdapat tiga segmen konsumen barbershop terkait dengan loyalty program yaitu segmen yang memprioritaskan biaya pendaftaran, segmen yang memprioritaskan keuntungan berupa pangkas rambut gratis, dan segmen yang memprioritaskan keuntungan finansial yang didapatkan. Penulis memberikan rekomendasi untuk pihak manajemen Barberbros untuk menerapkan strategi implementasi bertahap, yaitu menerapkan kombinasi loyalty program tanpa biaya dengan keuntungan cuci rambut gratis setiap kunjungan dan loyalty program dengan biaya Rp 10.000 dengan keuntungan pangkas rambut gratis setiap lima kunjungan dengan skema satu kapster ketika weekdays dan tiga kapster ketika weekend sehingga diharapkan dapat menghasilkan profit sebesar Rp 84.216.400 per tahun. Tahap selanjutnya ketika jumlah pelanggan telah bertambah adalah menerapkan skema dua kapster ketika weekdays dan empat kapster ketika weekend sehingga dapat menghasilkan profit sebesar Rp 183.368.000 per tahun.