Pengembangan pesawat baru tidak lepas dari pengembangan sistem pendukungnya baik sistem avionic, elektrik, struktur dan propulsi. Sistem propulsi merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan performance pesawat yang sedang dikembangkan. Salah satu pengembangan sistem propulsi dapat dilakukan pada mesin, propeller maupun fan. Pengembangan sistem ini melibatkan vendor penyedia sistem propulsi maupun pabrikan pesawat. Untuk memastikan sistem propulsi yang dikembangkan telah sesuai dengan desain diperlukan pengujian. Pada tesis ini, kasus yang dibahas adalah pengujian sistem propulsi dengan wahana pesawat tanpa awak dengan menghitung gaya dorong yang dihasilkan. Pengujian dilakukan dalan kondisi statik di pesawat dengan mengukur gaya dorong dengan istrumen load cell. Hasil eksperimen dievaluasi dengan hasil analitik serta simulasi CFD (Computational Fluid Dynamic).
Perhitungan analitik menggunakan metode vortex blade elemen teori yang merupakan metode klasik dalam analisis propeller serta simulasi CFD (Compuational Fluid Dynamic) 2 dimensi dan 3 dimensi. Metode vortex blade elemen teori dikombinasikan dengan simulasi penampang airfoil pada 70% blade. Simulasi airfoil bertujuan unutk mendapatkan karakteristik aerodinamika yang mewakili tiap penampang bilah untuk dikonversi menjadi gaya dorong dan torsi. Dalam melakukan simulasi CFD, model atau geometri propeller didapatkan dengan cara reverse engineering. Reverse engineering dilakukan dengan mengukur distribusi pitch dan chord propeller serta geometri airfoil pada tiap penampang bilah yang dicetak dari propeller yang sebenarnya. Hasil dari perbandingan dalam penlitian ini kemudian dievaluasi untuk mendapatkan metode yang tepat dalam melakukan prediksi performance dari sistem propulsi. Selain itu juga dipertimbangkan faktor kesalahan dan koreksi pada saat pengujian. Diharapkan hasil dari tesis ini digunakan sebagai referensi dalam pengembangan pesawat berikutnya seperti dalam pemilihan propeller atau menentukan prediksi performance dari propulsi.