Struktur gedung super tinggi biasanya memiliki periode struktur yang cukup besar. Dalam perancangannya, biasanya keofisen dasar seismic yang dihitung dengan periode struktur jauh lebih kecil dibandingkan dengan koefisien dasar seismik minimum. Sesuai dengan peraturan, maka koefisien dasar seismic minimum digunakan sebagai dasar perancangan.
Penggunaan koefisien dasar seismik minimum terlalu konservatif dalam menahan percepatan gempa karena struktur gedung super tinggi biasanya sudah memasuki daerah constant displacement. Untuk menghindari hal tersebut, digunakanlah koefisien dasar seismik rata-rata yang merupakan fungsi dari koefisien dasar seismik minimum dengan periode struktur yang keandalannya akan dianalisis baik secara struktur keseluruhan maupun elemen struktur melalui performanced based design.
Dalam perancangan struktur 80 lantai yang menggunakan koefisien dasar seismik rata-rata, tulangan dirancang sesuai dengan peraturan SNI 2847-2013. Balok kopel merupakan salah satu elemen yang berperan cukup penting dalam menahan gaya lateral pada struktur gedung tinggi. Dengan demikian keandalan dari elemen balok kopel yang dirancang sesuai SNI 2847-2013 akan dianalisis dengan first order second moment method.