BAB 1 Salma Shabriani Rainayana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Salma Shabriani Rainayana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Salma Shabriani Rainayana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Salma Shabriani Rainayana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Salma Shabriani Rainayana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Salma Shabriani Rainayana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Salma Shabriani Rainayana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Banyaknya sumber gempa baru yang ditemukan dan adanya perubahan nilai
percepatan gempa di beberapa daerah di Indoneisa megakibatkan potensi gempa
yang terjadi di Indonesia semakin tinggi. Oleh karena itu, diperlukan hal preventif
untuk menghadapi gempa tersebut, salah satunya adalah dengan melakukan
perancangan bangunan tahan gempa. Namun, diketahui bangunan-bangunan
eksisting banyak yang masih dirancang terhadap peraturan lama, seperti peraturan
kegempaan PMI-1970 dan peraturan penulangan PBI-1971. Pada peraturan lama
ini, syarat kegempaan maupun penulangan untuk struktur tahan gempa belum ketat
seperti peraturan sekarang. Sedangkan, infrastruktur pada zaman sekarang ini
disyaratkan tetap stabil ketika gempa terjadi, khususnya bangunan penting seperti
rumah sakit. Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi pada bangunan eksisting untuk
memitigasi resiko akibat perubahan beban gempa dan untuk mengetahui seberapa
baik kinerja struktur aktual dari bangunan tersebut. Jika dari hasil evaluasi,
bangunan eksisting tidak memenuhi level kinerja yang ditargetkan maka perlu
dilakukan perbaikan struktur untuk meningkatkan kinerja struktur. Salah satu
alternatif baru yang sudah dikembangkan untuk meningkatkan kinerja struktur
terhadap gempa adalah dengan menambahkan sistem isolasi dasar tipe double
friction pendulum system (DFPS) pada bangunan. Pada studi ini digunakan 4 model
struktur beton bertulang yang berfungsi sebagai rumah sakit dengan ketinggian 5
dan 10 lantai yang terletak di kota Bandung dengan kondisi tanah sedang (SD).
Bangunan eksisting dievaluasi dan diperbaiki melalui analisis non-linear riwayat
waktu (NLTHA) dengan 7 (tujuh) pasang gempa riwayat waktu yang telah
diskalakan dengan metode spectral matching. Respon struktur yang akan
dibandingkan adalah percepatan lantai atap, gaya geser dasar, rasio simpangan
antarlantai, rasio simpangan atap, perpindahan total, rasio energi disipasi, level
kerusakan elemen struktur, karakteristik dinamika struktur, dan deformasi
perangkat isolasi dasar.