Sub-cekungan Jambi memiliki potensi yang tinggi untuk menjadi reservoir batuan dasar. Dalam proses operasi pengeborannya, kondisi kestabilan dari batuan dasar kristalin ini masih kurang diperhatikan dan selalu dianggap stabil. Kestabilan sumur pengeboran merupakan hal yang penting untuk efisiensi kegiatan pengeboran. Sumur di daerah penelitian merupakan sumur pengeboran miring, sehingga isu kestabilan menjadi penting. Faktor yang mempengaruhi kestabilan adalah faktor mekanis seperti operasional dan alamiah. Selain itu, dengan kondisi tektonik yang kompleks, rekahan-rekahan kritis akan dapat terbentuk
Untuk mengetahui kondisi kestabilan sumur dan rekahan kritis, dilakukan identifikasi rekahan dan analisis geomekanika. Identifikasi rekahan dilakukan dengan mengamati image log, lalu intensitas, densitas dan porositas rekahan diidentifikasi untuk mendapatkan zona-zona tinggi porositas. Kemudian analisis geomekanik dengan mencari nilai dan arah tegasan-tegasan yang bekerja di lubang bor. Tegasan-tegasan tersebut berupa tegasan vertikal (Sv), tegasan horizontal minimum (Shmin) dan tegasan horizontal maksimum (SHmax). Rekahan-rekahan yang muncul dianalisa kondisi kritisnya.
Daerah penelitian memiliki 2 sumur pengeboran, well-1 dan well-2. Sumur well-1 memiliki zona porositas rekahan pada kedalaman 6200’, 6400’ dan 6700’. Sedangkan well-2 berada pada 7000’,8200’ dan 8400’. Rezim tegasan insitu pada daerah penelitian adalah rezim strike-slip. Secara umum, daerah penelitian dalam kondisi relatif stabil dikarenakan batuan penyusunnya yang seragam, dan rekahan pada daerah penelitian bersifat kritis pada kedalaman 5350’ TVD dan 6100’ TVD di well-1 dan 5450’ TVD dan 6150’ TVD pada well-2.