Investigasi dari keberadaan rongga bawah tanah permukaan dan fitur bawah permukaan merupakan salah satu hal penting untuk menguji defisiensi konstruksi bangunan. Hal ini dilakukan untuk mencegah subsidence bahkan runtuh. Ground Penetrating Radar (GPR) adalah salah satu metode geofisika yang efektif dan non-destruktif untuk mencitrakan bawah permukaan beresolusi tinggi dengan profil kedalaman yang relatif rendah. Metode ini menggunakan kontras properti permitivitas dielektrik, konduktivitas dan permeabilitas magnetik. Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis keberadaan rongga bawah tanah terinjeksi semen dan fitur lainnya dengan pemodelan GPR di kawasan proyek Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali. Pengukuran dilakukan dengan mencari data riil dari 9 lintasan sepanjang arah utara-selatan dan 9 lintasan sepanjang arah timur-barat dengan menggunakan alat RAMAC/GPR mode unshielded yang berfrekuensi 100 MHz. Sebelum pengujian data riil, dilakukan pemodelan kedepan dengan menampilkan profil radargram sintetis dari berbagai lintasan tertentu yang representatif dengan menggunakan kode MATLAB dari James Irving, 2005. Kemudian, hasil pemodelan kedepan dan pengolahan data akan dikorelasikan dengan hasil interpretasi geolistrik yang telah dilakukan pada tahun 2013. Daerah dengan kontras amplitudo akan mengindikasikan adanya rongga terinjeksi semen dan anomali lainnya. Untuk memvalidasi keberadaan anomali tersebut, peneliti melakukan karakteristik frekuensi untuk melihat distribusi frekuensi sinyal. Nilai kontras frekuensi beton lebih besar daripada semen dan batugamping.
Perpustakaan Digital ITB