digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tidak hanya memperhatikan kinerja keuangan perusahaan, investor saat ini sadar akan normanorma sosial yang dianut oleh masyarakat. Oleh karena itu, ada dua jenis saham: dosa dan etika. Saham dosa adalah saham kontroversial yang menjalankan bisnis dengan kecenderungan merusak lingkungan, masyarakat, dan pemerintahan. Untuk menghindari berinvestasi dalam saham dosa, Indonesia cenderung melakukan penyaringan negatif dengan mengacu pada Indeks SRI-KEHATI. Indeks SRI-KEHATI memberikan informasi kepada investor mengenai perusahaan yang memiliki performa baik secara finansial, sosial, dan lingkungan. Dikarenakan peningkatan kesadaran sosial di kalangan investor, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam praktik bisnis mulai mendapatkan perhatian khusus di antara industri dosa dan etikal dengan harapan mendapatkan citra perusahaan yang baik dan meningkatkan kinerja keuangan sebagai imbalannya. Namun demikian, penelitian sebelumnya telah menunjukkan hasil yang tidak pasti mengenai profitabilitas penerapan CSR. Perdebatan ini semakin menarik untuk diteliti terutama di Indonesia sebagai negara pertama di dunia yang membuat CSR wajib dan diatur dalam undang-undang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah CSR memiliki dampak positif terhadap citra dan kinerja keuangan perusahaan, terutama di industri dosa yang bertindak dalam kontroversi. Tidak seperti penelitian sebelumnya yang kebanyakan menggunakan biaya CSR, penelitian ini mengukur CSR dengan menganalisis pemanfaatan media sosial dalam mempublikasikan kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Populasi penelitian ini mencakup semua 25 saham etis yang terdaftar dalam Indeks SRI-KEHATI dan 6 saham dosa yang dikategorikan sebagai “Triumvirate of Sin” (industri alkohol, tembakau, dan judi) dengan total 9.283 pos Facebook di tahun 2017. Pos berkonten CSR disortir berdasarkan kategorisasi Lingkungan, Sosial, dan Pemerintahan (ESG). Metodologi event study digunakan untuk memeriksa pengembalian saham abnormal yang diperoleh sebagai dampak dari pelaksanaan kegiatan CSR dan dipublikasikan di Facebook, dan metode regresi berganda dilakukan untuk menguji hubungan antara CSR, citra perusahaan, dan kinerja keuangan. Setelah melakukan event study, hasil menunjukkan bahwa kegiatan CSR yang dipublikasikan di Facebook memiliki dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dibandingkan dengan yang etis, industri dosa mendapatkan hasil pengembalian abnormal yang lebih tinggi dengan tingkat signifikansi yang lebih tinggi juga. Namun, karena industri dosa lebih mudah berubah, CAAR di akhir event window lebih rendah. Sementara dari hasil regresi berganda, CSR memiliki dampak positif terhadap citra perusahaan baik untuk industri dosa maupun etis. Namun, CSR tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan industri etis, dan berdampak negatif pada industri dosa. Terakhir, citra perusahaan memiliki dampak positif pada kinerja keuangan industri etis, tetapi tidak ada pengaruh signifikan secara statistik terhadap industri dosa. Secara keseluruhan, penerapan kegiatan CSR dan diumumkan di Facebook bermanfaat tidak hanya untuk industri etis tetapi juga yang berdosa, baik meningkatkan citra atau kinerja keuangan mereka. Oleh karena itu, perusahaan Indonesia yang bertindak dalam kontroversi sebaiknya menerapkan CSR dalam praktik bisnis mereka. Dengan berbuat baik sambil melakukan hal buruk, industri dosa dapat memurnikan bisnis terlarang mereka dan memurnikan citra perusahaan. Selain itu, industri etis juga sebaiknya terus menerapkan CSR. Tak kalah penting, investor Indonesia juga harus memperhatikan pengumuman CSR di Facebook untuk memaksimalkan laba mereka.