digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800























Pemetaan geologi pada daerah dengan topografi terjal serta tutupan vegetasi yang rapat memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membantu pemetaan di daerah tersebut adalah menggunakan metode penginderaan jauh atau Remote Sening. Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Advanced Land Observing Satellite (ALOS) 2 Phase Array Type L-band Synthetic Aperture Radar (PALSAR) 2 karena citra tersebut memiliki panjang gelombang 22,9 cm (L-Band) sehingga memungkinkan untuk menembus tutupan kanopi vegetasi serta tidak dibatasi oleh kondisi cuaca serta waktu akuisisi. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tatanan geologi menggunakan data citra ALOS 2 PALSAR 2 yang dibuktikan dengan pemetaan geologi lapangan. Penelitian dilakukan di daerah Gunung Kendang, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Jawa Barat. Stratigrafi daerah penelitian dibagi ke dalam dua khuluk, yaitu Khuluk Kendang dan Khuluk Papandayan, yang dibagi menjadi 11 satuan litologi. Khuluk Kendang terdiri dari tiga gumuk yaitu Gumuk Jaya, Gumuk Cigangsa, dan Gumuk Darajat. Khuluk Papandayan terdiri dari Gumuk Puntang. Struktur geologi di daerah penelitian berupa sesar geser menganan di barat daya Darajat dan di daerah Gunung Puntang yang ditunjukkan dengan adanya batuan alterasi, mata air, dan fumarola. Hasil observasi lapangan yang didukung dengan analisis petrografi menunjukkan bahwa litologi pada daerah penelitian terdiri dari andesit, breksi piroklastik, breksi tuf, dan lapili tuf. Komposit RGB: HV-HH-VV menunjukkan rona merah berupa area vegetasi rapat, warna hijau menunjukkan area vegetasi pendek, dan rona biru menunjukkan area lahan basah. Litologi yang resisten menunjukkan relief yang kasar ditandai dengan rona putih terang sedangkan litologi yang kurang resisten menunjukkan relief yang halus ditandai dengan rona yang lebih gelap pada ALOS 2 PALSAR 2. Hasil pengukuran suseptibilitas magnetik menunjukkan bahwa produk lava memiliki nilai suseptibilitas lebih dari 10 × 10-3 sedangkan pada produk piroklastik memiliki nilai suseptibilitas kurang dari 10 × 10-3.