Sekatan sesar dapat menjadi saluran atau penghambat dalam mengalirkan fluida dan kehadiran sesar akan meningkatkan resiko dalam eksplorasi hidrokarbon. Analisis sekatan sesar dilakukan dengan mengidentifikasi kesehadapan lapisan reservoir (juxtaposition) pada bidang patahan. Mekanisme proses pensesaran cataclasis yang terjadi pada batupasir dan batulempung yang akan menghasilkan gouge yang dapat menurunkan porositas dan permeabilitas pada zona sesar. Shale Gouge Ratio (SGR) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menentukan properti sekatan sesar, yaitu persentase perbandingan antara tebal lapisan batuserpih terhadap loncatan vertikal. Tegasan bawah permukaan (in situ stress) juga sangat berpengaruh dalam analisis sekatan sesar yaitu Slip Tendency (Ts), Dilation Tendency (Td) dan Fracture Stability (Fs). Penelitian analisis sekatan dan stabilitas sesar dilakukan pada Lapangan Meraksa, Ogan Komering, Sumatra Selatan pada interval Formasi Air Benakat (ABF) pada dua lapisan reservoir, reservoir A dan reservoir B. Analisis sekatan sesar dikontrol oleh shale gouge ratio (SGR). Sebaran nilai sekatan sesar pada juxtaposition reservoir A dan B pada Formasi Air Benakat menunjukkan jika nilai reservoir adalah tersekat SGR > 30%. Analisis geomekanika pada daerah penelitian mengindikasikan jika daerah penelitian dikontrol oleh rezim sesar geser. Analisis Slip Tendency (Ts), Dilation Tendency dan iv Fracture Stability (Fs) pada sesar-sesar daerah penelitian yang berarah Timur Laut – Barat Daya memiliki kecenderungan untuk terreaktivasi dan dilasi sedangkan sesar dengan orientasi Barat Laut – Tenggara berpotensi menjadi sekat ditinjau dari analisis geomekanika.