digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proyek pembangunan apartemen dan hotel Metro Galaxy Park (MGP) adalah proyek kedua yang ditangani oleh PT Anugrah Duta Sejati (ADS) di kota Bekasi. Berdasarkan laporan progress, kinerja proyek dinilai cenderung baik karena hampir selalu mencapai target pada setiap periode. Walaupun demikian, berkaca pada proyek yang sebelumnya ditangani oleh PT ADS, terdapat potensi bahwa proyek ini juga tidak akan selesai sesuai dengan target, baik dari sisi waktu maupun biaya. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pemantauan dan pengendalian proyek yang masih kurang baik karena hanya menggunakan metode kurva S sederhana. Pada penelitian ini, digunakan dua metode pemantauan dan pengendalian proyek yang diharapkan dapat mengatasi kekurangan metode kurva S sederhana, yakni Earned Value Management (EVM) dan Earned Duration Management (EDM). Pada kedua metode ini digunakan konsep earned yang menggambarkan nilai pekerjaan yang didapatkan sesuai dengan kemajuan proyek. Pada metode EVM, kinerja waktu dan biaya proyek diukur dengan membandingkan nilai yang didapatkan (earned value) dengan nilai yang direncanakan (planned value) dan pengeluaran aktual (actual cost). Lalu pada metode EDM, kinerja waktu proyek diukur dengan membandingkan nilai durasi yang didapatkan (earned duration) dengan nilai durasi yang direncanakan (planned duration). Selain mengukur kinerja, metode EVM dan EDM masing-masing juga dapat meramalkan biaya dan waktu proyek di masa depan. Dengan metode EVM, didapatkan bahwa kinerja biaya proyek selalu bernilai buruk pada setiap periode, sementara kinerja waktu cenderung mengalami peningkatan. Lalu dengan metode EDM, didapatkan bahwa kinerja waktu proyek bersifat fluktuatif dari periode ke periode. Berdasarkan kinerja proyek hingga periode Maret 2017, didapatkan bahwa proyek akan selesai dengan kelebihan biaya sebesar Rp20.174.452.578 dan sisa durasi sebanyak 85 hari. Selain itu, didapatkan juga bahwa pengukuran kinerja dengan metode EVM dan EDM memberikan hasil yang berbeda, namun pola yang dihasilkan cenderung serupa. Sementara itu, dibandingkan dengan metode kurva S sederhana, metode EVM dan EDM memberikan informasi yang lebih banyak dan lebih komprehensif. Sebagai metode tunggal yang selama ini digunakan di dalam proyek, didapatkan bahwa metode kurva S sederhana tidak cukup sehingga sebaiknya ditambah dengan metode EVM dan EDM. Untuk itu, telah diberikan rancangan pemantauan dan pengendalian yang direkomendasikan kepada perusahaan. Selain itu, untuk semakin memperbaiki keberjalanan proyek, perusahaan juga sebaiknya memperbaiki praktik pencatatan, memperbaiki sistem perencanaan proyek, memperbaiki pekerjaan struktur dan arsitektur, menetapkan suatu jabatan tertentu yang bertanggung jawab terhadap pemantauan dan pengendalian proyek, mempersiapkan dana tambahan untuk menyelesaikan proyek, serta mengubah pola pikir terhadap praktik pencatatan.