digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang kaya akan kandungan mineralnya. Beberapa mineral tersebut ada yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti emas. Dalam eksplorasi emas terutama di Indonesia, penggunaan metode geofisika menjadi salah satu tahapan penting dalam eksplorasi untuk dapat mendeskripsikan kondisi dan lapisan bawah permukaan. Pada penelitian ini metode geofisika yang digunakan dalam eksplorasi emas adalah metode resistivity dan induced polarization time domain (kawasan watu) dengan konfigurasi elektroda dipole-dipole dan terdiri dari 5 lintasan dengan spasi antar elektroda 100m. Penelitian bertempat di daerah Cepak Kawung, Pongkor. Keberadaan zona mineralisasi ditandai dengan adanya anomali high chargeability (>400 mV/V) dan di-overlay dengan daerah high resistivity (>100 Ohm.m) yang mengindikasikan adanya kandungan mineral sulfida tinggi dan merupakan zona silisifikasi. Daerah yang memiliki kandungan mineral sulfida yang tinggi biasanya berasosiasi dengan mineral emas, seperti vein hidrotermal, ataupun daerah-daerah alterasi hidrotermal disekitar vein tersebut. Dari hasil penggabungan anomali yang didapatkan pada tiap lintasan dan di-overlay dengan peta geologi didapatkan kesimpulan bahwa zona mineralisasi pada lapangan CPK berorientasi utara-selatan serta dikontrol sepenuhnya oleh struktur (sesar) yang melalui daerah penelitian.