ABSTRAK Sany Widiastuti.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER SANY WIDIASTUTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 SANY WIDIASTUTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 SANY WIDIASTUTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 SANY WIDIASTUTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 SANY WIDIASTUTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 SANY WIDIASTUTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA SANY WIDIASTUTI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Microbiologically Induced Calcite Precipitation (MICP) merupakan salah satu ilmu biosementasi
dimana teknik pemadatan tanah terjadi akibat aktifitas metabolik bakteri sebagai bioagent perekat
partikel tanah. Bakteri tersebut akan berperan menjadi katalisator untuk terbentuknya presipitasi
kalsit dalam tanah akibat adanya reaksi antara larutan urea dan CaCl2. Treatment yang dilakukan
antara lain memberikan campuran larutan urea dan CaCl2 dengan variasi yang berbeda serta
aplikasi bakteri Urease 1A pada tanah lanau pasiran yang diamati pada interval waktu tertentu.
Penelitian ini menunjukkan perubahan kekuatan rekat tanah pada treatment yang menggunakan
bioagent berdasarkan hasil dari pengujian Unconsolidated Undrained (UU) Triaxial Test dan
monitoring dengan metode DC Resistivity. Hasil pengujian UU Triaxial Test menunjukkan bahwa
perlakuan bioagent memiliki pengaruh terhadap kekuatan rekat tanah. Berdasarkan nilai sudut
geser dalam tanah, hasil dari treatment 1:1 (perbandingan urea dan CaCl2) memiliki nilai
perubahan sudut geser dalam tanah hingga kurang lebih 4 derajat. Hal ini juga didukung dengan
hasil monitoring DC Resistivity uji laboratorium serta lapangan dimana terjadi kenaikan nilai
resistivitas akibat perlakuan yang diberikan pada tanah lanau pasiran.