digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800






2018_TS_PP_FARHAN_TAKDIR_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan



Kawasan Timur Indonesai (KTI) yang terdiri dari Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara merupakan kawasan yang dianggap jauh tertinggal rasio listriknya dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Meskipun demikian, kawasan ini memiliki sumber daya yang melimpah misalnya gas alam. Pada penelitian ini hanya membahas sumber gas alam dari 3 (tiga) lapangan yaitu Blok Tangguh, Masela dan Kasuri. Penelitian ini membahas distribusi gas alam dari tiga lapangan dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas). LNG dibawa oleh mini-LNG carrier ke terminal penerima mini-LNG. Jumlah kapal LNG disesuaikan dengan rencana pengembangan listrik untuk setiap provinsi yang mengacu pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT. PLN 2018-2027. Untuk mendistribusikan gas dengan mini LNG carrier secara optimal, diperlukan optimasi jalur distribusi pengapalan. Penentuan jalur pelayaran dilakukan dengan memilih jarak terdekat antara terminal LNG / terminal penerima LNG yang terdiri dari 35 titik lokasi yang dibagi menjadi 5 Cluster. Jarak terdekat diasumsikan sebagai biaya terendah untuk melakukan distribusi. Kapasitas total pembangkit listrik tenaga gas yang direncanakan di Indonesia Timur adalah 1300 MW. Ini mencakup 4 (empat) provinsi yaitu Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Wilayah tersebut memerlukan pasokan gas sebesar 208 mmscfd atau 9984 m3/hari LNG. Terdapat 32 terminal penerima LNG dan 3 stasiun LNG yang dibagi menjadi 5 cluster. Sebagai hasilnya, Kawasan Timur Indonesia membutuhkan 5 kapal LNG mini. Ini terdiri dari 3 kapal LNG dengan kapasitas 15800 m3 dan 2 kapal LNG dengan kapasitas 12000 m3. Pengaturan distribusi LNG yang efisien dan efektif diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pembangkit listrik yang tersebar di wilayah Kawasan Timur Indonesia.