digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terdapat beberapa proses perolehan emas dari larutan hasil pelindian sianidasi, dimana salah satunya adalah proses presipitasi menggunakan serbuk seng (Proses Merrill-Crowe). Kemampuan seng dalam mempresipitasi logam-logam dalam larutan yang lebih mulia dari seng dapat menimbulkan permasalahan ketika bijih yang diproses mempunyai kadar base metal (khususnya tembaga) yang tinggi. Kadar tembaga yang tinggi dalam bijih dapat meningkatkan konsumsi sianida sebagai reagen pelindi sekitar 2,3 kg NaCN untuk setiap 1 kg tembaga yang terlindi dan disertai peningkatan kebutuhan serbuk seng dalam proses Merrill-Crowe dan penurunan kemurnian produk dore bullion. Terdapat beberapa proses yang dapat digunakan untuk mengurangi konsentrasi tembaga terlarut yang sekaligus dapat meregenerasi sianida pada larutan hasil pelindian sianidasi, salah satunya adalah proses SART (Sulphidization-Acidification–Recycling–Thickening). Pada penelitian ini, dilakukan serangkaian percobaan sianidasi untuk mempelajari pengaruh beberapa variabel proses sianidasi terhadap persen ekstraksi emas, perak, dan tembaga dalam proses pelindian sianidasi waste bijih Togurachi PT. Nusa Halmahera Minerals yang mempunyai kadar tembaga tinggi dan efektivitas proses SART untuk menurunkan konsentrasi tembaga terlarut pada larutan hasil pelindian sianidasi. Percobaan diawali dengan preparasi sampel waste bijih Togurachi PT. NHM yang kemudian dilakukan percobaan pelindian sianidasi menggunakan metode pulverized bottle roll test dengan variasi fraksi ukuran bijih (D80) pada 30 µm, 50 µm, dan 70 µm, variasi konsentrasi sianida pada 500 ppm, 1000 ppm, dan 2000 ppm, variasi konsentrasi oksigen terlarut (DO) pada 15 ppm, 20 ppm dan 25 ppm, serta variasi pH pada 10,5, 11 dan 11,5. Larutan hasil pelindian kemudian digunakan untuk percobaan proses SART pada reaktor tertutup dengan variasi konsentrasi tembaga terlarut pada 40 g/l dan 200 g/l, variasi pH pada 4,5 ,5 dan 5,5, variasi waktu proses presipitasi pada 10 menit, 20 menit, 40 menit dan 60 menit, serta variasi dosis Na2S pada 1x, 1,25x, 1,5x, 2x dan 2,5x stoikiometri. Hasil percobaan menunjukkan kondisi terbaik pada proses pelindian sianidasi waste bijih Togurachi, PT. NHM adalah pada fraksi ukuran bijih (D80) 30 µm dengan konsentrasi sianida 500 ppm, konsentrasi oksigen terlarut 15 ppm dan pH 10,5 dengan persen ekstraksi Au dan Ag serta Cu terlarut masing-masing sebesar 93,53%, 94,66% dan 49,14%. Persen presipitasi tembaga tertinggi pada proses SART didapatkan pada pH 4,5 dengan waktu proses 10 menit dan dosis Na2S 2,5x stoikiometri untuk larutan dengan konsentrasi tembaga rendah (40 g/l) dan 1,5x stoikiometri untuk larutan dengan konsentrasi tembaga tinggi (200 g/l), yaitu secara berturut-turut sebesar 88,64% dan 97,62%, dengan regenerasi sianida masingmasing sebesar 94,22% dan 80,01%.