Terdapat beberapa proses perolehan emas dari larutan hasil pelindian sianidasi,
dimana salah satunya adalah proses presipitasi menggunakan serbuk seng (Proses
Merrill-Crowe). Kemampuan seng dalam mempresipitasi logam-logam dalam
larutan yang lebih mulia dari seng dapat menimbulkan permasalahan ketika bijih
yang diproses mempunyai kadar base metal (khususnya tembaga) yang tinggi.
Kadar tembaga yang tinggi dalam bijih dapat meningkatkan konsumsi sianida
sebagai reagen pelindi sekitar 2,3 kg NaCN untuk setiap 1 kg tembaga yang terlindi
dan disertai peningkatan kebutuhan serbuk seng dalam proses Merrill-Crowe dan
penurunan kemurnian produk dore bullion. Terdapat beberapa proses yang dapat
digunakan untuk mengurangi konsentrasi tembaga terlarut yang sekaligus dapat
meregenerasi sianida pada larutan hasil pelindian sianidasi, salah satunya adalah
proses SART (Sulphidization-Acidification–Recycling–Thickening). Pada
penelitian ini, dilakukan serangkaian percobaan sianidasi untuk mempelajari
pengaruh beberapa variabel proses sianidasi terhadap persen ekstraksi emas, perak,
dan tembaga dalam proses pelindian sianidasi waste bijih Togurachi PT. Nusa
Halmahera Minerals yang mempunyai kadar tembaga tinggi dan efektivitas proses
SART untuk menurunkan konsentrasi tembaga terlarut pada larutan hasil pelindian
sianidasi.
Percobaan diawali dengan preparasi sampel waste bijih Togurachi PT. NHM yang
kemudian dilakukan percobaan pelindian sianidasi menggunakan metode
pulverized bottle roll test dengan variasi fraksi ukuran bijih (D80) pada 30 µm, 50
µm, dan 70 µm, variasi konsentrasi sianida pada 500 ppm, 1000 ppm, dan 2000
ppm, variasi konsentrasi oksigen terlarut (DO) pada 15 ppm, 20 ppm dan 25 ppm,
serta variasi pH pada 10,5, 11 dan 11,5. Larutan hasil pelindian kemudian
digunakan untuk percobaan proses SART pada reaktor tertutup dengan variasi
konsentrasi tembaga terlarut pada 40 g/l dan 200 g/l, variasi pH pada 4,5 ,5 dan 5,5,
variasi waktu proses presipitasi pada 10 menit, 20 menit, 40 menit dan 60 menit,
serta variasi dosis Na2S pada 1x, 1,25x, 1,5x, 2x dan 2,5x stoikiometri.
Hasil percobaan menunjukkan kondisi terbaik pada proses pelindian sianidasi waste
bijih Togurachi, PT. NHM adalah pada fraksi ukuran bijih (D80) 30 µm dengan
konsentrasi sianida 500 ppm, konsentrasi oksigen terlarut 15 ppm dan pH 10,5
dengan persen ekstraksi Au dan Ag serta Cu terlarut masing-masing sebesar
93,53%, 94,66% dan 49,14%. Persen presipitasi tembaga tertinggi pada proses
SART didapatkan pada pH 4,5 dengan waktu proses 10 menit dan dosis Na2S 2,5x
stoikiometri untuk larutan dengan konsentrasi tembaga rendah (40 g/l) dan 1,5x
stoikiometri untuk larutan dengan konsentrasi tembaga tinggi (200 g/l), yaitu secara
berturut-turut sebesar 88,64% dan 97,62%, dengan regenerasi sianida masingmasing
sebesar 94,22% dan 80,01%.