digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengelolaan SDM memegang peranan yang strategis dalam perusahaan untuk memenangkan persaingan global. Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-BK) yang disebut juga Competency-Based Human Resource Management (CB-HRM) dapat diterapkan dalam berbagai aspek pengelolaan SDM. Salah satu penerapan MSDM-BK adalah dalam hal pelatihan dan pengembangan SDM.Dalam lima tahun terakhir yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, PT. INTI mengalami penurunan produktivitas yang signifikan dalam menghasilkan laba bersih. Faktor-faktor penyebab penurunan produktivitas dilakukan dengan menganalisis industri telekomunikasi secara nasional dan tantangan bisnis yang harus dihadapi oleh PT. INTI. Untuk melihat hubungan masalah dan penyebabnya (cause and effect) digunakan diagram fishbone / Ishikawa. Diagram fishbone menunjukkan bahwa salah satu penyebab penurunan produktivitas karyawan adalah belum terpadunya pengelolaan SDM khususnya dalam hal pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Akar masalah dicari dengan mengajukan 5 (lima) pertanyaan mengapa (why) dalam hal pengelolaan SDM PT. INTI. Hasil dari penguraian 5 (lima) why di atas ditemukan bahwa akar masalah adalah belum adanya program diklat soft competency yang terpadu dan komprehensif.Perancangan program pelatihan diawali dengan mempelajari direktori kompetensi PT. INTI dan menganalisis keterkaitannya dengan kelompok soft competency teoritik. Kemudian dianalisis keterkaitan antara soft competency PT. INTI dengan kelompok program pelatihan. Selanjutnya menganalisis keterkaitan antara kelompok program pelatihan kompetensi dengan pengembangan karier di PT. INTI sehingga diperoleh program pelatihan pegawai berbasis kompetensi.Program pelatihan pegawai berbasis kompetensi yang diusulkan terdiri dari Pelatihan Umum, Pelatihan Leadership dan Pelatihan Systemic / Integration Thinking. Masing-masing program pelatihan tersebut dijabarkan lagi berdasarkan layer jabatan dalam perusahaan. Pada tahap implementasi pelaksanaan dibagi dalam 3 tahap yaitu : pra-diklat, pelaksanaan diklat dan pasca diklat (evaluasi diklat). Materi pelatihan harus selalu mengacu pada program pelatihan dan evaluasi hasil pelatihan dengan menggunakan seluruh level dari 5 (lima) level evaluasi yaitu : reaksi, pembelajaran, aplikasi, hasil dan return of traing investment.