Cekungan Jawa Timur merupakan cekungan yang memiliki kondisi overpressure. Sebelumnya, overpressure di cekungan ini diinterpretasikan terbentuk akibat loading. Mekanisme loading dicirikan oleh terdapatnya nilai tegasan efektif yang konstan di zona overpressure. Namun, studi ini menunjukkan bahwa nilai tegasan efektif rata-rata di zona overpressure di daerah studi berkurang sebanyak 5,47 MPa/Km. Hal ini mengindikasikan terdapatnya mekanisme lain, yaitu non-loading. Mekanisme non-loading dapat diakibatkan oleh ilitisasi smektit. Ilitisasi ini mengakibatkan ukuran mineral menjadi lebih kecil dan menghasilkan air sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan nilai tegasan efektif. Hasil analisis mineral lempung menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), dan Energy Dispersive X-Ray (EDX) menunjukkan bahwa jumlah smektit ± 25% dari total keseluruhan mineral lempung dan terubah menjadi ilit pada temperatur lebih dari 85˚C. Ilitisasi smektit ini memberikan kontribusi terhadap besaran nilai overpressure dan penurunan nilai tegasan efektif. Selain itu, perubahan smektit ini mengakibatkan terjadinya perbedaan komposisi mineral lempung dan berpengaruh terhadap tren kompaksi normal. Tren kompaksi normal ini digunakan untuk meningkatkan akurasi estimasi nilai overpressure dan memberikan hasil estimasi overpressure yang lebih baik. Pada penelitian ini juga dihasilkan garis kompaksi smektitik dan ilitik khusus untuk Cekungan Jawa Timur. Mekanisme pembentukan overpressure di daerah penelitian adalah loading dan non-loading (ilitisasi smektit). Besarnya pengaruh ilitisasi terhadap nilai overpressure adalah berbanding lurus dengan jumlah mineral smektit.