Gas biogenik ditemukan tahun 1971 dan mulai diproduksi tahun 2008 di sekitar Palung Muriah dan Busur Bawean. Jeda waktu antara fase penemuan dan produksi lebih dari 25 tahun menunjukkan adanya perubahan paradigma gas biogenik yang sebelumnya dianggap sebagai sumber daya marginal menjadi sumber daya prospektif. Tingginya karbon dioksida yang lebih dari 90% menjadi kendala dalam produksi gas alam di sekitar Palung Muriah. Dengan mengetahui asal dan mekanisme pembentukan karbon dioksida diharapkan dapat mengurangi risiko eksplorasi dan produksi gas hidrokarbon.
Sistem genetik gas dibedakan menjadi gas biogenik, campuran gas biogeniktermogenik, dan gas termogenik. Sistem genetik gas diketahui dengan melakukan penilaian kualitas batuan induk (kekayaan, kematangan, dan tipe material organik), analisis komposisi gas (C1 dan C2+), analisis isotop 13CCH4, dan analisis isotop 13CC2H6. Asal dan mekanisme pembentukan karbon dioksida diketahui dengan melakukan analisis terhadap nilai isotop 13CCO2 dan kandungan persentase gas karbon dioksida dalam gas alam.
Hasil penelitian potensi gas biogenik di sekitar Palung Muriah dan Busur Bawean menunjukkan Formasi Tawun dan Formasi Tuban memiliki sistem gas biogenik, Formasi Prupuh dan Kujung memiliki sistem campuran yang didominasi oleh sistem gas biogenik, dan Formasi Ngimbang memiliki sistem campuran gas biogenik dan termogenik. Hasil analisis karbon dioksida menunjukkan asal dan mekanisme karbon dioksida di sekitar Palung Muriah dan Busur Bawean berasal dari proses organik dan anorganik. Proses mekanisme pembentukkan karbon dioksida di sekitar Palung Muriah dan Busur Bawean didominasi oleh proses anorganik, diduga berasal dari proses mantle degassing. Proses mantle deggasing diduga dipengaruhi proses vulkanisme Bawean dan Muriah yang berumur Miosen Akhir-Pliosen.
Akumulasi gas biogenik di interval Tawun bawah berhubungan dengan perangkap struktur dengan tutupan empat arah (four-way closure). Gas biogenik bermigrasi dalam bentuk gas bebas sebagai proses eksolusi gas di interval Tawun bawah. Metode kelarutan metana dalam airpori digunakan untuk mengestimasi gas biogenik dan gas bebas yang terbentuk di interval Tawun bawah. Hasil perhitungan menunjukkan potensi gas biogenik sebesar 4,77 TCF dan gas bebas sebesar 0,49 TCF di interval Tawun bawah.