digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebutuhan tanaman padi sebagai komoditas utama di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, namun terjadi penurunan luas sawah sehingga perlu alternatif untuk tetap memenuhi permintaan pasar. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penggunaan media tanam pasir dan biochar dengan penggunaan media tanam pasir dan cocopeat serta penggunaan sistem daur ulang air berlebih untuk keduanya. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan 4 perlakuan yang setiap perlakuannya terdiri dari 6 pot tanaman. Perlakuan pertama yaitu P1 adalah perlakuan media tanam pasir:kompos:biochar dengan perbandingan 2:2:1, P2 adalah perlakuan dengan media tanam pasir:kompos:biochar dengan perbandingan 1:2:2, P3 adalah perlakuan media tanam pasir:kompos:cocopeat dengan perbandingan 2:2:1 dan P4 adalah perlakuan media tanam pasir:kompos:cocopeat dengan perbandingan 1:2:2. Seluruh perlakuan disiram dengan air sebesar 50% dari kapasitas lapang masing-masing. Air yang disiramkan pada perlakuan P1 sebesar 1580 ml/hari, P2 sebesar 1200 ml/hari, P3 sebesar 1475 ml/hari dan P4 sebesar 1195 ml/hari. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, suhu media tanam, pH media tanam, kelembaban media tanam, umur tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, biomassa hijauan, akar dan bulir, produktivitas, evapotranspirasi, water holding capacity, dissolved oxygen dan kandungan nitrogen serta silika pada media tanam, air dan tanaman. Berdasarkan parameter pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan dan jumlah anakan produktif, tanaman padi dengan perlakuan media tanam pasir kompos biochar 1:2:2 (P2) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Sedangkan parameter produktivitas menunjukkan bahwa P4 (pasir:kompos:cocopeat dengan perbandingan 1:2:2) menghasilkan hasil tertinggi sebesar 2.6 ton/ha, sedangkan P2 hanya 2.3 ton/ha. Rendahnya produktivitas perlakuan P2 disebabkan karena adanya serangan hama pada saat budidaya.