digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Rusunawa Leuwigajah merupakan hunian yang layak yang dibangun untuk masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Cimahi. Banyak air olahan limbah domestik grey water yang ada di kawasan rusunawa Leuwigajah yang tidak dimanfaatkan kembali secara maksimal dan dibuang secara percuma. Air limbah domestik grey water berasal dari pemakaian air bersih oleh penghuni rusunawa untuk kebutuhan sehari-hari yang terdiri dari aktifitas minum, masak, mandi, cuci dan lain-lain. Tujuan penelitian ini yang utama adalah untuk mengetahui faktor timbulan air limbah grey water domestik di kawasan rusunawa agar air limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali dan melihat potensi penerapan aplikasi water reuse yang akan menghasilkan strategi dan kebijakan dalam penerapan aplikasi water reuse. Metode penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode pengukuran langsung di lapangan dengan pembacaan meteran air bersih yang ada di setiap hunian dan meteran air bekas yang ada di sump well serta melakukan wawancara dengan kuesioner. Hasil pengukuran kebutuhan air bersih dan timbulan air limbah akan menghasilkan faktor timbulan air limbah. Untuk melihat potensi penerapan aplikasi water reuse yang ada di kawasan Rusunawa Leuwigajah dengan melakukan metode analisis SWOT. Besarnya pengukuran dan hasil perhitungan dari kuesioner kebutuhan per orang akan air bersih terdapat perbedaan, yaitu sebesar 119,89±5,07 Liter/Orang/Hari dan 72,61±5,58 Liter/Orang/Hari untuk hasil perhitungan kuesioner. Koefisien faktor timbulan air limbah grey water mempunyai rentang 63%-73% dengan rata-rata sebesar 70%. Faktor puncak (peak factor) mempunyai rentang 1,90-3,92. Kemampuan (ATP) dan kesediaan (WTP) penghuni rusunawa membayar IPAL komunal yang ada di kawasan rusunawa Rp. 4.500 – Rp. 7.500 dan maksimal Rp. 10.000 setiap bulannya. Potensi water reuse yang ada di kawasan rusunawa hasil dari metode SWOT dapat dimanfaatkan dengan baik dan optimal dengan menerapkan teknologi pengolahan lanjutan tepat guna dengan skema pembiayaan melalui subsidi silang antar penghuni rusunawa berdasarkan volume pemakaian air bersih.