Bagi orang tua terutama ibu, aktivitas menggendong bayi adalah suatu hal yang umum dan sering dilakukan. Terdapat 3 jenis gendongan yang sering digunakan oleh ibu di Indonesia yaitu gendongan Soft Structured Carrier (SSC), ringsling, dan jarik. Aktivitas menggendong mulai sering dilakukan saat anak berusia 6 bulan dan membuat ibu rentan terkena musculoskeletal disorders. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap 3 jenis gendongan bayi berdasarkan pendekatan analisis postur, Rate of Perceived Discomfort (RPD), Activities- Specific Balanced Confidence Scale (ABC Scale) dan heart rate.
Penelitian ini dilakukan melalui eksperimen di laboratorium dan melibatkan 12 responden. Setiap responden diminta untuk melakukan simulasi menggendong bayi berusia 6 bulan (berat 7,3 kg) dengan berjalan diatas treadmill selama 10 menit menggunakan 3 jenis gendongan yang berbeda. Pemasangan body marker untuk keperluan analisis postur dan sensor heart rate dilakukan sebelum eksperimen dimulai. Di akhir eksperimen, responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap rasa sakit yang dirasakan menggunakan kuesioner RPD, serta kuesioner ABC Scale untuk mengetahui tingkat keyakinan keseimbangan saat menggendong bayi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui analisis postur, gendongan SSC, ringsling dan jarik menghasilkan nilai rata-rata 49o - 52o pada sudut sagittal shoulder yang masih termasuk dalam kategori normal. Sedangkan pada sudut craniohorizontal, gendongan jenis SSC memberikan perubahan postur yang paling baik. Berdasarkan kuesioner RPD, ringsling dan jarik memberikan rasa sakit yang lebih tinggi pada bahu kiri dibanding gendongan SSC. Berdasarkan hasil dari kuesioner ABC-scale, gendongan SSC memberikan tingkat kepercayaan seimbang lebih tinggi dibandingkan gendongan jarik dan ringsling. Akan tetapi, dari segi fisiologis ketiga jenis gendongan tersebut tidak memberikan perbedaan yang signifikan.