digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018 TA PP AZHAR FAHD 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

Microbial enhanced oil recovery (MEOR) merupakan salah satu teknologi ekstraksi minyak dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai penghasil biomassa, biopolimer, biosurfaktan, asam, gas, pelarut dan pendegradasi hidrokarbon untuk meningkatkan perolehan minyak bumi pada sumur minyak yang kurang produktif. penelitian sebelumnya menunjukkan kombinasi molase, NPK, dan (NH4)2HPO4 dapat menstimulasi pertumbuhan bakteri indigen serta menurunkan viskositas dan tegangan antarmuka minyak bumi pada skala laboratorium (Astuti dan Dewi, 2014). Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan biostimulasi nutrisi sebagai aplikasi MEOR pada sumur minyak bumi Y di Sumatra Selatan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan perubahan karakteristik fisika-kimia minyak bumi dan kelimpahan bakteri pada sumur minyak bumi Y selama tiga bulan masa pemantauan. Perubahan kelimpahan bakteri aerob, anaerob dan SRB (sulfate reducing bacteria) diukur menggunakan metode Total Plate Count, bakteri anaerob dan SRB dikultivasi menggunakan teknik Hungate. Perubahan karakteristik fisik minyak bumi diukur melalui pengukuran viskositas dan tegangan antarmuka (IFT) serta analisis kandugan fraksi minyak bumi dengan menggunakan GC-MS (Gas Chromatography – Mass Spectometry). Pengambilan sampel fluida minyak dilakukan setiap tiga hari sekali pada bulan pertama dan tujuh hari sekali pada bulan ke-dua dan ke-tiga. Berdasarkan hasil analisis kelimpahan bakteri selama 2 bulan pemantauan terjadi peningkatan total kelimpahan bakteri aerob dari 7,53 x 102 CFU/ml menjadi 2,3 x 105 CFU/ml dengan jumlah tertinggi mencapai 1,17 x 107 CFU/ml, kelimpahan total bakteri anaerob dari 2,75 x 101 CFU/ml menjadi 7,6 x 102 CFU/ml. Peningkatan kelimpahan bakteri tersebut berhasil mengubah karakteristik fisika-kimia minyak bumi, terjadi penurunan nilai viskositas sebesar 24,41% sebelum dan sesudah injeksi yaitu dari 77,846 cP menjadi 58,841 cP, Serta penurunan nilai IFT sebesar 46,29% dari sebelum perlakuan sebesar 28,3 dyne/cm menjadi 15,2 dyne/cm. Secara keseluruhan perubahan yang terjadi memiliki dampak yang cukup baik terhadap hasil produksi minyak bumi. Hal ini terlihat dari data % water cut hasil produksi yang mengalami penurunan dari nilai awal yaitu berada pada kisaran 99% menjadi berada pada kisaran 96%. Serta diketahui pula bahwa proses biostimulasi MEOR yang dilakukan tidak memicu pertumbuhan SRB terlihat dari nilai kelimpahan SRB yang hanya mencapai 1,5 x 102 CFU/ml.