digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kegiatan pertambangan memiliki berbagai metode dalam penambangannya. Pada metode tambang bawah tanah, digunakan berbagai macam jenis bukaan dalam pembuatan terowongan sebagai salah satu akses menuju badan bijih. Berbagai pertimbangan perlu diperhatikan dalam pembuatan terowongan tambang, karena menyangkut keselamatan dari pekerja tambang dan juga alat-alat yang beroperasi. Aspek kestabilan adalah hal utama yang perlu diperhatikan dalam pembuatan terowongan tambang. Berbagai analisis perlu dilakukan untuk menjamin kestabilan terowongan tambang. Salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemodelan fisik. Model fisik, yang merepresentasikan terowongan pada kondisi aslinya, diuji dengan menggunakan uji sentrifugal. Model fisik terowongan pada uji sentrifugal dibuat dengan menyusun blok atap terowongan dengan dimensi tertentu sehingga membentuk terowongan. Variasi blok atap terowongan yang digunakan berupa kemiringan kekar yaitu 90°, 60°, dan 45° serta spasi kekar yaitu 5,14 cm, 4 cm, dan 3 cm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kemiringan kekar pada blok atap terowongan mempengaruhi kestabilan terowongan serta Semakin tegak kemiringan kekar, maka atap terowongan akan semakin mudah runtuh. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa hubungan spasi kekar dengan volume runtuhan adalah berbanding lurus. Semakin besar nilai spasi kekar, maka semakin besar pula volume runtuhan atap terowongan yang terjadi.