digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 ALDO (NIM : 12514001)
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 2 ALDO (NIM : 12514001)
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 3 ALDO (NIM : 12514001)
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 4 ALDO (NIM : 12514001)
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 5 ALDO (NIM : 12514001)
EMBARGO  2030-12-31 

PUSTAKA ALDO (NIM : 12514001)
EMBARGO  2030-12-31 

Tembaga merupakan logam yang banyak digunakan dalam sektor perindustrian dan teknologi. Logam ini memiliki kemampuan konduktivitas panas dan listrik yang sangat baik, tahan korosi, mudah ditempa, dan tahan lama. Tembaga dapat terbentuk secara alami di kerak bumi dalam berbagai bentuk seperti dalam endapan sulfida, endapan karbonat, endapan silikat, dan sebagai logam tembaga “asli” yang murni. Proses ekstraksi pada tembaga dengan smelting-converting dan electrorefining telah mendominasi industri tembaga sekitar tahun 1800an. Proses ekstraksi fisiokimia tersebut menghasilkan gas beracun, seperti sulfur dioksida. Saat ini, 25% produksi tembaga dunia adalah melalui rute hidrometalurgi. Salah satu metode dalam jalur hidrometalurgi yang ekonomis dan ramah lingkungan adalah metode bioleaching. Proses ekstraksi tembaga dengan metode bioleaching ini terus dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang optimum. Dalam penelitian ini, proses ekstraksi tembaga dari bijih sulfida kompleks Pulau Wetar dilakukan menggunakan bakteri Bacillus pumilus SKC-2 dan Citrobacter youngae SKC-5. Percobaan diawali dengan proses preparasi bijih sulfida kompleks yang meliputi tahap kominusi, pengayakan, dan pengambilan sampel. Sampel bijih tersebut selanjutnya dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray Fluorescence (XRF). Pengukuran jumlah sel bakteri dilakukan dengan metode spektrofotometri dengan mengukur nilai optical density dari media pertumbuhan bakteri selama 5 hari inkubasi. Pelindian dilakukan selama 5 hari dengan orbital shaker 180 rpm pada 250C dalam beberapa variabel percobaan, yaitu persen padatan, persen inokulum bakteri, dan fraksi ukuran bijih untuk mempelajari pengaruhnya terhadap persen ekstraksi tembaga, persen besi terlarut, perubahan Eh-pH yang terjadi selama proses bioleaching. Berdasarkan karakterisasi sampel bijih, diketahui bahwa bijih tergolong sulfida kompleks dengan didominasi oleh silika (SiO2), pirit (FeS2), dan cuprit (CuO2) dengan kadar tembaga 3,5%. Pada percobaan perhitungan jumlah sel bakteri selama 5 hari masa inkubasi dalam media Fe Broth, pertumbuhan bakteri Bacillus pumilus SKC-2 memasuki fasa stasioner setelah 24 jam inkubasi dan setelah 48 jam inkubasi untuk bakteri Citrobacter youngae SKC-5. Persen ekstraksi Cu tertinggi adalah 77,61% pada perilaku persen inokulum bakteri 20% (v/v), persen padatan 10% (w/v), dan fraksi ukuran bijih kurang dari -75μm menggunakan bakteri Citrobacter youngae SKC-5. Berdasarkan nilai Eh dan pH, dapat dilihat bahwa larutan didominasi oleh ion Cu2+.