2014 TS PP YOSEPHIN PARSAULIAN 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TS PP YOSEPHIN PARSAULIAN 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TS PP YOSEPHIN PARSAULIAN 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TS PP YOSEPHIN PARSAULIAN 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TS PP YOSEPHIN PARSAULIAN 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TS PP YOSEPHIN PARSAULIAN 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TS PP YOSEPHIN PARSAULIAN 1-BAB 6.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TS PP YOSEPHIN PARSAULIAN 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana
DKI Jakarta terdiri dari Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat. Cibubur merupakan bagian dari DKI Jakarta, dimana Cibubur termasuk dalam Jakarta Timur. Sebagian wilayah dan letak Cibubur berbatasan dengan kota lain seperti Depok, Bekasi dan Bogor. Wilayah Depok, Bekasi dan Bogor dikenal sebagai wilayah penyangga karena saling terkait dengan Jakarta sebagai pusat orientasi kegiatan penduduk. Populasi Cibubur dan sekitarnya mengalami perkembangan. Banyak masyarakat Cibubur menggunakan kendaraan pribadi sehingga terjadi kepadatan kendaraan pada jam sibuk, yaitu pada pagi hari dan sore hari. Volume kendaraan tidak seimbang dengan volume jalan sehingga mengakibatkan kemacetan di hampir tiap ruas
jalan. Salah satu upaya untuk menekan kemacetan dan laju pertumbuhan kendaraan pribadi yang terus berkembang pesat di Cibubur dan sekitarnya adalah menyediakan
sarana transportasi massal yang nyaman, aman, terjangkau dan ramah lingkungan yang mampu menarik para pengguna kendaraan bermotor (baik itu mobil dan motor) yaitu
monorel.Besaran tarif merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh masyarakat dalam memilih moda transportasinya. Dalam menetapkan tarif angkutan penumpang termasuk monorel, perlu mempertimbangkan kemampuan (Ability to Pay atau ATP) dan kemauan (Willingness to Pay atau WTP) pengguna jasa monorel untuk membayar sejumlah uang demi pelayanan jasa yang diberikan. Karena besarnya nilai ATP dan WTP mempengaruhi tingkat konsumtif pengguna jasa. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengkaji tarif monorel berdasarkan analisis nilai ATP dan WTP para calon pengguna monorel Cibubur- Cawang. Metode yang digunakan untuk menganalisis ATP adalah pendekatan alokasi anggaran rumah tangga atau household budget, sementara untuk menentukan WTP berdasarkan persepsi calon pengguna yang diidentifikasi melalui survei kuesioner.
Hasil analisis tarif terhadap ATP dan WTP responden menunjukkan bahwa rekomendasi tarif monorel yang diberikan berdasarkan analisis ATP dan WTP adalah
berkisar antara Rp. 14,000–Rp. 18,000. Jika besaran tarif yang rencana akan ditetapkan oleh pihak operator monorel sebesar Rp. 15,000 maka dinilai masih sesuai dengan kemampuan dan kemauan para calon pengguna, dengan syarat didukung atau disertai tingkat pelayanan monorel yang memprioritaskan layanan ketepatan waktu monorel,
terintegrasinya monorel dengan BRT/MRT/SAUM serta layanan pembelian tiket yang dapat dilakukan oleh calon pengguna baik pembelian tiket secara langsung di stasiun
maupun pembelian secara online internet, dan lain sebagainya.