digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2017 TA PP ROHMA TOEYIBA 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Peningkatan jumlah penduduk akan berakibat pada peningkatan jumlah lumpur tinja. Sebagian besar lumpur tinja yang dihasilkan oleh warga Kabupaten Sumedang ini diolah dengan sistem onsite berupa septik tank. Efluen dari sistem on site ini masih memerlukan pengolahan lanjutan. Pengolahan lanjutan yang diperlukan salah satunya adalah di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). IPLT ini direncanakan akan melayani warga yang memiliki akses terhadap septik tank. Jumlah penduduk diproyeksikan dengan metode eksponensial sebesar 1305640 jiwa pada akhir periode desain. Pada akhir tahun perencanaan (2029) debit lumpur tinja yang akan diolah di Kabupaten Sumedang mencapai 319,88 m3/hari. Parameter utama yang diolah pada IPLT ini adalah BOD5 dan TSS sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. 68 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Kualitas influen yang akan diolah BOD5 sebesar 3076 mg/l dan TSS sebesar 13560 mg/l. Alternatif pengolahan yang diajukan unuk pengolahan pemekatan yaitu Solid Separation Chamber (SSC) dan Tanki Imhoff, pengolahan biologi yang diajukan adalah kolam stabilisasi, aerated lagoon, dan oxidation ditch, sedangkan pengolahan lumpur yang diajukan yaitu anaerobik digester, gravity thickening, dan floating thickening. Perancangan detail dimensi pengolahan lumpur tinja yang diterapkan adalah hasil pemilihan dari ketiga alternatif. Pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek biaya konstruksi dan ketersediaan lahan. Dari ketiga alternatif yang diajukan alternatif pengolahan yang terpilih adalah alternatif kedua. Unit pengolahan yang diguanakan adalah bak pengumpul, tanki imhoff, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dengan pengolahan biologi berupa aerated lagoon dan clarifier, serta pengolahan lumpur gravity thickening dan sludge drying bed. Total biaya yang diperlukan untuk membangun IPLT ini adalah sekitar Rp 18,724,907,884,00