Sebagai negara maritim, wilayah Indonesia didominasi oleh lautan sehingga sistem
transmisi bawah laut sangat sesuai untuk diaplikasikan di negara Indonesia. Sistem ini
memanfaatkan serat optik sebagai media pembawa informasi yang berupa gelombang
cahaya. Serat optik memiliki kelebihan seperti bit rate tinggi, rugi-rugi transmisi
rendah, kebal terhadap interferensi elektromagnetik, keamanan lebih tinggi, dan dapat
ditunjang dengan teknologi multiplexing.
Dalam penelitian ini dilakukan perancangan jaringan SKKL dengan jalur Sorong –
Manokwari dan Sorong-Fak-fak-Kaimana. Teknologi yang digunakan adalah
teknologi DWDM dengan kapasitas jaringan 2 x 2.5 Gbps. Jenis amplifier yang
digunakan adalah Erbium Doped Fiber Amplifier dan line coding transmisi yang
digunakan adalah NRZ. Sebelum melakukan perancangan penulis menghitung
demand bandwidth di semua kota/kabupaten di Papua Barat. Perhitungan demand
bandwidth dilakukan dengan melakukan peramalan hingga tahun 2030. Peramalan
dilakukan dengan menggunakan metode statistik deret waktu dan regresi linier
berganda dan dianalisis dengan menggunakan parameter MAPE, MAE, dan RMSE.
Perhitungan uji kelayakan implementasi menggunakan analisis link power budget, rise
time budget dan OSNR.
Hasil dari penelitian menunjukkan prediksi jumlah demand bandwidth totalSKKL
semua link Papua Barat pada tahun 2030 adalah 25.41 Gbps. Jarak transmisi SorongManokwari
: 389.56 km, Sorong-Fak-fak : 353.94 km, Fak-fak-Kaimana : 281.35 km
dan Sorong-Kaimana : 625.81 km dan menggunakan teknologi transport 2 × STM-16
(3×2.5 Gbps). Setelah melalui uji kelayakan implementasi, hasil perhitungan power
budget menunjukkan bahwa pada perancangan SKKL ini membutuhkan adanya
penguat optik dengan total 5 penguat, 2 buah pada link Sorong-Manokwari dan 3 buah
pada link Sorong-Fak-fak-Kaimana dan level daya receiver untuk masing-masing link
lebih besar darisensitivitas receiver yang dibutuhkan yaitu -30 dBm . Dari hasil analisis
rise time budget , penggunaan teknologi DWDM 2.5Gbps memiliki nilai rise time
system sebesar 280 ps dengan pengkodean NRZ. Dari hasil perhitungan didapatkan
nilai rise time untuk semua link memiliki nilai ≤ 280 ps. Sedangkan pada analisis
OSNR, nilai OSNR minimum yang harus dipenuhi sebesar 14.7 dB untuk mendapatkan
nilai BER 10-12 . Dari hasil perhitungan juga didapatkan nilai OSNR untuk semua link
di atas OSNR minimum.