digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagai negara maritim, wilayah Indonesia didominasi oleh lautan sehingga sistem transmisi bawah laut sangat sesuai untuk diaplikasikan di negara Indonesia. Sistem ini memanfaatkan serat optik sebagai media pembawa informasi yang berupa gelombang cahaya. Serat optik memiliki kelebihan seperti bit rate tinggi, rugi-rugi transmisi rendah, kebal terhadap interferensi elektromagnetik, keamanan lebih tinggi, dan dapat ditunjang dengan teknologi multiplexing. Dalam penelitian ini dilakukan perancangan jaringan SKKL dengan jalur Sorong – Manokwari dan Sorong-Fak-fak-Kaimana. Teknologi yang digunakan adalah teknologi DWDM dengan kapasitas jaringan 2 x 2.5 Gbps. Jenis amplifier yang digunakan adalah Erbium Doped Fiber Amplifier dan line coding transmisi yang digunakan adalah NRZ. Sebelum melakukan perancangan penulis menghitung demand bandwidth di semua kota/kabupaten di Papua Barat. Perhitungan demand bandwidth dilakukan dengan melakukan peramalan hingga tahun 2030. Peramalan dilakukan dengan menggunakan metode statistik deret waktu dan regresi linier berganda dan dianalisis dengan menggunakan parameter MAPE, MAE, dan RMSE. Perhitungan uji kelayakan implementasi menggunakan analisis link power budget, rise time budget dan OSNR. Hasil dari penelitian menunjukkan prediksi jumlah demand bandwidth totalSKKL semua link Papua Barat pada tahun 2030 adalah 25.41 Gbps. Jarak transmisi SorongManokwari : 389.56 km, Sorong-Fak-fak : 353.94 km, Fak-fak-Kaimana : 281.35 km dan Sorong-Kaimana : 625.81 km dan menggunakan teknologi transport 2 × STM-16 (3×2.5 Gbps). Setelah melalui uji kelayakan implementasi, hasil perhitungan power budget menunjukkan bahwa pada perancangan SKKL ini membutuhkan adanya penguat optik dengan total 5 penguat, 2 buah pada link Sorong-Manokwari dan 3 buah pada link Sorong-Fak-fak-Kaimana dan level daya receiver untuk masing-masing link lebih besar darisensitivitas receiver yang dibutuhkan yaitu -30 dBm . Dari hasil analisis rise time budget , penggunaan teknologi DWDM 2.5Gbps memiliki nilai rise time system sebesar 280 ps dengan pengkodean NRZ. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai rise time untuk semua link memiliki nilai ≤ 280 ps. Sedangkan pada analisis OSNR, nilai OSNR minimum yang harus dipenuhi sebesar 14.7 dB untuk mendapatkan nilai BER 10-12 . Dari hasil perhitungan juga didapatkan nilai OSNR untuk semua link di atas OSNR minimum.