digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Instalasi Pengolahan Air (IPA) Dago Pakar, PDAM Tirtawening menggunakan sumber air baku dari Sungai Cikapundung (melalui intake Bantarawi), dimana kondisi sungai tersebut sekarang banyak mengalami penurunan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sungai Cikapundung telah tercemar oleh limbah peternakan dan domestik, terutama yang berasal dari wilayah Hulu Sungai Cikapundung. Kondisi tersebut menyebabkan bertambahnya beban pengolahan IPA, sehingga menyebabkan bertambahnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh IPA Dago Pakar. Beban IPA bertambah karena bertambahnya penggunaan koagulan (PAC) dengan jenis PAC yang berbeda harga pembeliannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi penelitian tentang penilaian resiko pada unit pengolahan akibat dari perubahan kualitas (kekeruhan, BOD, warna, pH, DO dan TOC) dan kuantitas sumber air baku. Adapun metode yang digunakan adalah pendekatan metode analisis resiko ekologi. Hasil identifikasi menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara kekeruhan akibat limbah peternakan sapi dan kejadian hujan terhadap pemakaian jumlah koagulan bubuk (kg), koefisien korelasi Spearman sebesar 0,795 dan 0,766 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p