digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penentuan batuan induk potensial di Blok A, Cekungan Natuna Barat hingga kini masih problematik dan memiliki ketidakpastian yang tinggi. Beberapa penelitian menunjukan bahwa serpih batubara Formasi Arang merupakan batuan induk yang kaya, namun kedalamannya belum terlalu dalam sehingga diprediksi belum menjadi batuan induk yang potensial. Begitu juga dengan Formasi Upper Gabus, walaupun memiliki kematangan yang baik, namun berdasarkan analisis geokimia dan korelasi batuan induk belum memperlihatkan hasil yang positif. Penelitian ini dilakukan untuk memperkaya model kematangan yang sudah ada di Blok A dan dilakukan untuk meminimalkan ketidakpastian sumber batuan induk yang ada. Pemodelan kematangan batuan induk dalam penelitian ini dilakukan dengan pemodelan burial history dan backstripping untuk mendapatkan model kematangan, kemudian membandingkannya dengan dengan parameter geokimia. Sehingga untuk menjadi batuan induk yang potensial, selain memiliki kematangan juga harus memiliki memenuhi persyaratan yang lainnya seperti kekayaan dan tipe material organik yang sesuai. Berdasarkan pemodelan yang dilakukan terlihat bahwa kematangan untuk setiap sumur berbeda-beda. Secara umum kematangan didapat dari Formasi Barat, Upper Gabus, Keras, Lower Gabus dan Formasi Benua/Lama. Namun demikian berdasarkan parameter geokimia dan litologi, hanya batuan induk dari Formasi Barat, Formasi Keras dan Formasi Benua/Lama yang dianggap dapat menjadi batuan induk potensial untuk daerah ini.