Pada umunya bahan pengotor yang sering dijumpai pada bijih felspar adalah kuarsa, oksida besi dan mika yang dapat mempengaruhi kualitas bahan baku felspar. Untuk memperoleh felspar yang siap pakai dengan kualitas yang baik, bijih felspar harus melalui proses pengolahan (benefisiasi), dengan tujuan menghilangkan kandungan mineral pengotor yang dapat memberikan dampak merugikan pada saat berlangsungnya proses produksi maupun produk akhir pada industri keramik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh beberapa variabel pra-olahan (bioleaching) dan pemisahan magnetik terkait penurunan kadar besi.
Dalam percobaan ini digunakan tiga jenis bakteri yang berbeda serta dua jenis medium dengan variabel percobaan pra-olahan meliputi, konsentrasi sumber karbon (molase), konsentrasi bakteri, persen padatan dan waktu bioleaching. Sedangkan untuk variabel pemisahan magnetik yaitu variasi intensitas magnet. Sampel awal dan produk akhir dari kedua percobaan dianalisis menggunakan Atomic Adsorption Spectroscopy (AAS), Mikroskop optik, X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluoroscence (XRF), Scanning electron microscope-Energy Dispersive (SEM-EDS) dan Fourier Transform Infrared (FT-IR).
Hasil percobaan pra-olahan (bioleaching) menunjukkan penggunaan bakteri Bacillus pumilus dan medium bromfield memberikan hasil terbaik dalam menurunkan kadar Fe dari 0,63% ke 0,3010% dengan persen pengurangan 52,22%, sedangkan pada percobaan pemisahan magnetik berhasil menurunkan kadar Fe dari 0,3010% ke 0,0312% dengan persen pengurangan 89,63%. Kombinasi kedua percobaan berhasil menurunkan kadar Fe dari 0,63% ke 0,0312% dengan persen pengurangan 95,047%. Kadar Fe pada konsentrat tersebut dapat memenuhi persyaratan sebagai bahan baku dalam pembuatan ubin granito.