Peran Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta sebagai akses utama menuju ibukota negara, Jakarta, menjadi faktor penentu pergerakan lalu lintas pesawat yang terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Upaya perancangan fasilitas sisi udara yang memadai diperlukan sebagai bentuk solusi untuk meningkatkan kapasitas dan daya layan bandara. Perancangan fasilitas sisi udara meliputi perancangan geometri dan perancangan perkerasan, yang dapat dilakukan berdasarkan metode yang telah ditetapkan oleh Internasional Civil Aviation Organization (ICAO) dan Federal Aviation Administration (FAA). Hasil perancangan geometri runway menggunakan pesawat terbesar, B777-300ER, sebagai acuan menghasilkan dimensi 2 runway sepanjang 3750 meter dan lebar 60 meter. Sementara lebar taxiway diperoleh sebesar 23 meter dengan shoulder selebar 15 meter. Luasan apron total direncanakan sebesar 789.480 m2 yang dibagi ke dalam 3 daerah luasan apron yang berbeda, dengan pertimbangan jumlah operasi pesawat pada jam puncak maksimum adalah sebanyak 116 pesawat. Sedangkan hasil perancangan perkerasan bandara yang terbagi menjadi 2 macam, yaitu perkerasan lentur yang dirancang untuk runway dan taxiway diperoleh setebal 180 cm, dan perkerasan kaku yang dirancang untuk apron diperoleh kebutuhan slab beton setebal 53 cm.