Gaharu (Aquilaria malaccensis) menghasilkan resin gubal yang sangat dicari untuk kebutuhan bahan baku parfum, obat dan kosmetik. Maraknya perdagangan gaharu menyebabkan tanaman ini termasuk threatened species, sehingga untuk mengatasi agar tidak terjadi kepunahan pada tanaman gaharu dan tetap memenuhi kebutuhan pasar akan gaharu, maka dilakukan perbanyakan bibit secara in vitro. Pada penelitian ini, kultur pucuk diinisiasi pada medium MS padat dan diaklimatisasi pada medium MS+BAP 0,5 ppm di TLC (Thin Layer Culture). Perbanyakan bibit dilakukan dengan menggunakan bioreaktor TIS RITA®, dengan perlakuan lama perendaman 15 menit dan 5 menit setiap 4 jam. Hasilnya, berat biomassa kering gaharu meningkat 1,6 kali lipat pada kedua perlakuan. Namun tidak ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Sedangkan laju peningkatan tinggi kultur, multiplikasi pucuk dan kandungan senyawa metabolit sekunder (gubal) tertinggi terdapat pada perlakuan 15 menit. Metabolit yang terdapat pada kultur pucuk adalah Phenol, 2,4-bis(1,1-dimethylethyl)-, Dibutyl phthalate, Eicosane, Stigmasterol, dan Ethyl Oleate. Selain itu, analisis ekonomi penggunaan bioreaktor TIS RITA® dibandingkan dengan bubble column dalam hal produksi bibit, dimana bubble column merupakan sistem yang sedikit lebih efisien (nilai NPV Rp. 3.208.745) dibandingkan TIS RITA® (nilai NPV Rp. 3.012.862) selama 5 periode, dengan payback period berturut turut adalah 3 tahun 5 bulan (bubble column), dan 3 tahun 7 bulan (TIS RITA®).